The Conjuring 2 diakui sebagai salah satu film memedi terbaik dan terseram dalam beberapa dekade terakhir. Tapi, apakah sekuel ini bisa kembali menyandang predikat tersebut?
The Conjuring 2 dimulai dengan penyelidikan Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine
Warren (Vera Farmiga), sepasang suami istri yang beprofesi sebagai pengusir
setan dan menangani suatu kasus
pembunuhan. Bisa dikatakan, mereka memang utusan dari gereja yang ditugaskan
agar setiap kasus-kasus berbasis supranatural bisa diusut tuntas. Kemampuan
Lorraine sebagai manusia indigo untuk berkomunikasi dengan makhluk halus membuatnya
turun tangan untuk menjawab teka-teki apakah pembunuhan yang terjadi merupakan
ulah iblis atau setan. Eh, salah maksudnya ulah iblis atau manusia itu sendiri
alias rekayasa.
Saat jiwa Lorraine keluar dari tubuh, saat itulah ia bertemu dengan sosok iblis berwujud biarawati bernama Valak (Bonnie Aarons) yang banyak netizen bilang menyeramkan. Padahal, Valak hanya dikontrak muncul untuk beberapa scene yang bisa dihitung dengan jari. Dan akhirnya di Indonesia sosok Valak dibuat meme biar makin hits untuk dibullyable, mungkin karena masih saudara sama kolak.. wkwkwk...
Saat jiwa Lorraine keluar dari tubuh, saat itulah ia bertemu dengan sosok iblis berwujud biarawati bernama Valak (Bonnie Aarons) yang banyak netizen bilang menyeramkan. Padahal, Valak hanya dikontrak muncul untuk beberapa scene yang bisa dihitung dengan jari. Dan akhirnya di Indonesia sosok Valak dibuat meme biar makin hits untuk dibullyable, mungkin karena masih saudara sama kolak.. wkwkwk...
Dari situ, audiens diajak beralih ke cerita keluarga
Hodgson. Seorang single mother
bernama Peggy Hodgson (Frances O’Connor) dan keempat anaknya (Margaret, Janet,
Johny, dan Billy) tinggal di sebuah rumah tua. Banyak kejadian aneh mulai
menimpa mereka.
Diawali, saat Janet (Madison Wolfe) mengajak kakaknya, Margaret untuk bermain papan Ouija buatan teman Janet. Kalau di Indonesia, Ouija itu seperti permainan jelangkung. Mereka mencoba bermain dan memanggil arwah-arwah penasaran yang ada disekitar rumah itu, tapi hasilnya nihil.
Namun, Janet tetap yakin bahwa akan ada arwah yang datang, apalagi Ia mengharap sosok ayahnya yang sudah meninggal bisa datang. Setelah permainan itu, kejadian aneh mulai ditampilkan. Janet sering tidur sambil jalan ke ruang TV, mendengar suara misterius, dan mendadak bicara sendiri di malam hari. Suatu ketika, Janet kesurupan arwah bernama Bill Wilkins (Bob Adrian) yang telah lama menjadi penghuni rumah tua itu hingga mampu mengambil alih tubuh Janet, bahkan mengeluarkan suara berat yang mengerikan.
Diawali, saat Janet (Madison Wolfe) mengajak kakaknya, Margaret untuk bermain papan Ouija buatan teman Janet. Kalau di Indonesia, Ouija itu seperti permainan jelangkung. Mereka mencoba bermain dan memanggil arwah-arwah penasaran yang ada disekitar rumah itu, tapi hasilnya nihil.
Namun, Janet tetap yakin bahwa akan ada arwah yang datang, apalagi Ia mengharap sosok ayahnya yang sudah meninggal bisa datang. Setelah permainan itu, kejadian aneh mulai ditampilkan. Janet sering tidur sambil jalan ke ruang TV, mendengar suara misterius, dan mendadak bicara sendiri di malam hari. Suatu ketika, Janet kesurupan arwah bernama Bill Wilkins (Bob Adrian) yang telah lama menjadi penghuni rumah tua itu hingga mampu mengambil alih tubuh Janet, bahkan mengeluarkan suara berat yang mengerikan.
Billy, adik Janet juga diganggu oleh hantu pria
bengkok (crooked man) yang juga
keluar secara tiba-tiba dari sebuah mainan yang terdapat dalam tenda tempat
menyimpan mainannya. Namun, hal ini terasa janggal dalam setiap adegan. Sampai
sekarang Blogger Eksis juga tidak begitu mengerti, kenapa tiba-tiba didalam mainan ada makhluk halusnya. Apa permainan itu juga digunakan untuk memanggil
makhluk halus?!?
Awalnya, Peggy pun tak percaya dengan apa yang dialami oleh
anak-anaknya hingga suatu malam peristiwa mencekam itu terulang dan semua
anggota keluarga berhamburan keluar dari rumah untuk meminta tolong
tetangga sekitar. Scene tersebut justru tak jadi seram karena membuat audiens di bioskop tertawa akibat setan hadir mengagetkan mereka
ditengah keramaian. #LOL
Lalu, dipanggil Ed dan
Lorraine untuk membantu permasalahan yang dialami mereka. Tentu seperti biasa,
mereka mau membantu masalah tersebut. Ed dan Lorraine pun menginap di
rumah angker itu.
Berbagai cara dilakukan untuk memanggil arwah-arwah penasaran tersebut. Ed sempat mengadakan dialog dengan Janet yang disinyalir kerasukan arwah pemilik rumah yang lama. Adegan wawancara kesurupan ini direkam dalam bentuk video.
Awalnya, setan yang berwujud kakek bernama Bill malu saat dirinya harus masuk ke tubuh Janet dan direkam dalam bentuk video. Lama-kelamaan Janet disuruh minum air putih yang sudah dijampe-jampe alias dikasih doa. Lalu, kakek Bill pun mulai menampakkan wujudnya.
Mungkin di luar negeri memang seperti itu cara untuk mengusir roh halus yang bersemayam ditubuh seseorang. Diajak berbincang dan meminta roh tersebut untuk keluar. Walau agak sedikit memaksa untuk masuk ke dalam tata sinematografi yang pas, adegan dialog ini cukup bikin bulu kuduk aku merinding. Apalagi didukung oleh camera effect. Sebab scene ini menggunakan change focus camera technique pada wajah Ed Warren dan berganti ke wajah Janet yang sadar lalu mulai kesurupan lebih lanjut visual memunculkan sosok Bill Wilkins dengan blur effect. It’s creative moment!.
Berbagai cara dilakukan untuk memanggil arwah-arwah penasaran tersebut. Ed sempat mengadakan dialog dengan Janet yang disinyalir kerasukan arwah pemilik rumah yang lama. Adegan wawancara kesurupan ini direkam dalam bentuk video.
Awalnya, setan yang berwujud kakek bernama Bill malu saat dirinya harus masuk ke tubuh Janet dan direkam dalam bentuk video. Lama-kelamaan Janet disuruh minum air putih yang sudah dijampe-jampe alias dikasih doa. Lalu, kakek Bill pun mulai menampakkan wujudnya.
Mungkin di luar negeri memang seperti itu cara untuk mengusir roh halus yang bersemayam ditubuh seseorang. Diajak berbincang dan meminta roh tersebut untuk keluar. Walau agak sedikit memaksa untuk masuk ke dalam tata sinematografi yang pas, adegan dialog ini cukup bikin bulu kuduk aku merinding. Apalagi didukung oleh camera effect. Sebab scene ini menggunakan change focus camera technique pada wajah Ed Warren dan berganti ke wajah Janet yang sadar lalu mulai kesurupan lebih lanjut visual memunculkan sosok Bill Wilkins dengan blur effect. It’s creative moment!.
Aku juga tertarik dengan film ini karena memiliki konsep klasik yang berdasar kisah nyata. Totalitas
tata artistik berhasil menyuguhkan setting
tahun 70-an. Latar tempat disajikan dengan penuh sensasi ketakutan melalui point of view yang pas. Walau film
kali ini tak mampu menghadirkan jeritan histeris di gedung bioskop. Padahal netizen sempat menyebarkan hoax bahwa ada yang sampai kesurupan
saat menonton film The Conjuring 2 ini.
Atmosfer
horor memang ditampilkan secara baik disetiap sudut rumah tua keluarga
Hodgson. Nuansa tegang yang menerangi ruang-ruang gelap bisa dibilang cukup mainstream untuk merelakan imajinasi liar
para penonton. Film bukan sekedar ajang untuk adu nyali, tapi
sinematografi coba dihadirkan melalui unsur visual yang memberi hentakan tak terelakkan. Misal, audiens diperlihatkan hal-hal kecil yang
membangkitkan bulu kuduk agar semakin merinding, mulai dari mainan mobil
pemadam kebakaran yang berjalan sendiri, meja yang terdorong keras di depan
mata, dan tempat tidur yang bergoyang.
Aura mistis masih terus berlanjut, baik saat situasi sepi maupun dalam keadaan ramai. Sosok hantu juga dimunculkan dan menunjukkan keganasan saat tertentu saja. Scene demikian membuat intensitas adrenaline audiens hanya sebatas penasaran bukan ketakutan.
Aura mistis masih terus berlanjut, baik saat situasi sepi maupun dalam keadaan ramai. Sosok hantu juga dimunculkan dan menunjukkan keganasan saat tertentu saja. Scene demikian membuat intensitas adrenaline audiens hanya sebatas penasaran bukan ketakutan.
Sumber
kekuatan The Conjuring 2 tidak hanya datang dari sang sineas untuk
memberi efek takut, tetapi juga bagaimana film ini mencoba tampil dengan insert genre drama yang lebih
sentimental. Di beberapa scene, alur
cerita sempat berjalan lambat saat audiens diajak mengenal lebih jauh pasangan
Warren. Terlebih lagi, intensitas hubungan antara Ed dan Lorraine yang kali ini
semakin digali lebih mendalam dan membangkitkan gairah audines. Mereka
bercerita tentang seberapa besar perjuangannya untuk saling melindungi satu
sama lain serta tidak berfokus pada keluarga Hodgson dan rumah hantunya. Itulan cerita kemasan yang melibatkan secara personal pasangan Warren sehingga berimplikasi
pada inti cerita.
Kesimpulannya,
The Conjuring 2 memang tidak menyeramkan tapi cukup mengerikan jika kita sampai
kerasukan arwah-arwah penasaran itu. Apalagi kalo kerasukan hantu yang bernama
Valak. Dan akhirnya, Blogger Eksis lebih merasa menyeramkan saat lihat make up hantu versi Indonesia si Suketi.. hihihihi*
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus