Kau jaga selalu hatimu
Saat jauh dariku
Tunggu aku kembali
Lagu “Jaga Selalu Hatimu” pernah dinyanyikan oleh Herman Sikumbang dengan mata yang berkaca-kaca. Lagu itu terdengar saat sebelum manggung, Ia kangen dengan anak-anaknya di rumah.
Banyak lagu dari Seventeen yang juga Blogger Eksis dengar kembali setelah pulang dari bioskop Cinema XXI Daan Mogot, Jakarta Barat. Sejak aku menonton film “Kemarin” awal pekan lalu. Aku coba nikmati lagi lagu “Masih Harus Disini”, “Selalu Mengalah”, “Lelaki Hebat”, “Cinta Jangan Sembunyi”, “Hal Terindah”, dan “Kemarin”. Lagu-lagu berirama syahdu tersebut membuka ingatan atas kejadian yang pernah terjadi dua tahun silam.
Sejak November 2018, grup band Seventeen sudah berencana untuk membuat film dokumenter demi kebutuhan internal mereka. Film tersebut diniatkan sebagai kado terindah pada usia 20 tahun karya mereka untuk industri musik Indonesia. Sebelum konsep film rampung, Seventeen juga mempersiapkan konser tunggal di Ternate.
Semua rencana itu bagai pesan terakhir. Terjangan Tsunami di Selat Sunda memisahkan mereka. Akibat bencana itu ratusan orang tewas, ribuan korban terluka, dan puluhan lain menghilang terseret ombak. Dari semuanya, ada 6 orang tim Seventeen yang menjadi korban saat mereka sedang mengisi acara employee gathering suatu perusahaan di Tanjung Lesung.
Ketika beraksi di atas pentas akhir tahun, ombak datang tiba-tiba. Panggung roboh dan mereka tenggelam dalam air laut yang pasang. Alat-alat musik terapung beradu dengan material bangunan yang terombang-ambing.
Sementara manusia hanya bisa pasrah berenang di lautan lepas. Ada yang berusaha untuk menyelamatkan diri dengan benda-benda apa saja untuk tetap bertahan mengapung. Banyak juga yang menjerit hingga mengucap takbir kepada Sang Maha Pencipta supaya ada keajaiban yang bisa menolongnya.
Apabila Allah SWT berkehendak, maka terjadilah! Salah satu personil Seventeen yang selamat yaitu Ifan (vokalis). Ia mulai buka suara dan menceritakan musibah yang pernah dialaminya. Ifan merasa berat ketika harus diwawancara mengingat kejadian itu, kembali reka ulang Tsunami, dan diikuti kamera setiap hari dalam setiap aktivitasnya.
Rekonstruksi Tsunami 2018 tersebut diangkat dalam bentuk film dokumenter bertajuk “Kemarin”. Kisah nyata tentang pertemuan dan perpisahan yang tak pernah direkayasa.
Eksistensi Seventeen terbingkai rapi mewarnai industri musik. Harapan-harapan juga terlontar dari kalangan terdekat yang mengenal masing-masing anggota Seventeen secara personal. Bahasa tutur terpadu begitu pas menghias visual. Emosi penonton pun hanyut menyaksikan film “Kemarin”
Ifan menceritakan bagaimana Ia bangkit dari kisah duka. Ada proses penyembuhan yang cukup lama karena Ia harus hadapi rasa kesepian dan kesendirian. Trauma healing butuh waktu lama yang tak mampu diperhitungkan.
Warna visual begitu senada sehingga membuat mata penonton berkaca-kaca. Meski ada pengulangan beberapa gambar, nyatanya film “Kemarin” sangat cocok untuk dinikmati siapa saja.
Hanya saja di awal film kurang ada asal mula nama Seventeen dan deretan prestasi yang pernah ditorehkannya. Selain itu, data dan fakta korban atau eksploitasi berita oleh media kurang diangkat dalam film ini. Padahal film “Kemarin” akan menjadi film dokumenter yang mampu merekonstruksi kembali bencana supaya ada antisipasi ke depannya.
Kesan setelah menonton film “Kemarin” yaitu kita harus mempersiapkan diri dan menjalani hari dengan sebaik mungkin. Kita tak pernah tahu bencana atau musibah itu akan datang kapan saja. Dekatkan diri kepada Allah SWT. Hanya kepadaNya, kita meminta pertolongan. Ingat, maut bisa menjemput kita dari manapun*
Kawan Seventenn #KangenSeventeen?
Yuk, tonton film “Kemarin”
‘Ku mencintaimu selalu
Menyayangimu sampai
Akhir menutup mata
Hadudu cerita soal musibah yang melanda grup seventeen ini miris banget yaa, bikin hati melow dan tersayat. Kehilngan keluarga, sahabat dengan mendadak membuat hati tercabik cabik.
BalasHapusBener banget kita harus menyiapkan semunya dari sekarang untuk hal2 yang tak terduga, bahkan kehilangan Orang2 yang disayangi.
Kehilangan itu memang bisa menimbulkan rasa trauma yang mendalam.
HapusDuh, ini pasti sedih banget sih, dulu aja pas kejadian tuh ikutan syok dan kebayang gimana traumanya sih ya jadi Ifan yang jadi survivor sementara yang lain meninggal
BalasHapusMeninggal karena bencana, kecelakaan, atau terkena virus Covid-19 ini memang jadi takdir yang tak pernah kita harapkan*
HapusMemori yang menyedihkan sekali kehilangan orang tercinta pada saat sedang bekerja . Bagus sekali ada film yang bisa dibuat untuk mengenang sekaligus untuk mengingatkan bahwa bencana datang tanpa diberitahukan.
BalasHapusIya, film dokumenter yang cukup menyentuh kenangan.
HapusHalo kak,
BalasHapuskarena pasangan saya musisi, saya jadi ikut sedih waktu seventeen kena musibah tsunami. saya jadi ngebayangin gimana kalo pasangan saya juga mengalami hal yang sama. gak mau ngebayangin, sedih!
film ini saya belum tonton, tapi pasti besar artinya bagi keluarga besar seventeen
Semoga kak Eka dan pasangannya selalu sehat dan tetap berada dalam lindungan Allah SWT ya biar terhindar dari bencana dan malapetaka lainnya*
HapusBerita Tanjung Lesung ini bener-bener mengagetkan banget sih saat itu. Terlebih adanya “Seventeen” yang berita nya terus diangkat di seluruh media. Nggak kebayang kalau aku jadi Mas Ifan. No wonder taruma healing nya memakan waktu yang panjang. Banyak hikmah dibalik kejadian ini. Semoga kita semua selalu dilindungi Allah SWT. Aamiin. Thanks for sharing kak ;)
BalasHapusAmin ya robbal alamin.
HapusThanks, mas Adhe sudah mampir ke sini..
masih ingat banget tentang peristiwa ini ,duka yang mendalam buat keluarga seventeen. aku belum nonton filmnya 😭😭
BalasHapusReka ulang yang penuh duka memang. Ada saja ya bencana tiap akhir tahun yang menimpa Indonesia..
HapusYa Allah, entah berapa lama terakhir aku menonton bioskop. Terkendala karena pandemi. Film Kemarin ini sedih banget ya, dulu ngikutin beritanya dengan video-videonya yang viral, sekarang diceritakan kembali dengan film
BalasHapusAyo, ke bioskop lagi Kang Aip!
HapusBanyak film-film Indonesia yang berkualitas sedang tayang akhir tahun ini.
Saya masih inget kejadian tsunami di selat sunda 2 tahun yg lalu. Itu serem banget dan datang secara tiba-tiba saat sedang konser seventeen malam itu :((
BalasHapusAuto buka spotify dan cari lagu lagunya seventeen deh 😀😀😀
BalasHapusSaya setuju dengan review nya.
Jangan sok asik kala bikin karya , harus ada sesuatu yang dibawa penonton, bisa informasi, manfaat dst
Yaampun mba ternyata udah 2 tahun ya bencana tsunami Tanjung Lesung. Ga berasa... semoga kita selalu diberi kemudahan utk dekat dgn Allah aamiin
BalasHapusYa Allah.. peristiwa tsunami Tanjung Lesung emang membawa beragam pelajaran bahkan untuk kita yang menyaksikan di Layar kaca. Serius penasaran filmnya, bisad ditontondimana selain bioskop Kak?
BalasHapusUdah 2thn ya trnyata kejadian tsunami waktu itu, kmren tgl 26 jga mengenang aceh, suka ga tega klo liat film begini, baca review nya aj deh
BalasHapusYa Allah.. selfreminder, kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi dan bekal apa yang akan kita bawa nanti
BalasHapuswahh seventeen yaa, udh lama banget nih, jadi nostalgia dengerin lagunya, ternyata mereka buat film dokumenter nih, ati-ati nangis klo nonton ini mah
BalasHapusaku ikut menyanyikan lagunya juga pas baca nih, sedih banget memang nadanyaa dan kisah dibalik lagu itu juga memang tragis yaa. eh ternyata sudah difilmkan juga nih, pasti yg nonton pada berkaca kaca nih
BalasHapusBase on true story.
BalasHapusdo'a terbaik untuk Seventeen koraban Tsunami lainnya.
ini memang sedih yang paling sedih, kehilangan sahabar+rekan kerja dan pasangan juga. Butuh support dari orang2 sekitar ya
BalasHapusBioskop sudah buka ya? Iya pas itu banyak sekali yang kehilangan. Jadi mengingat kalau kematian itu sebenarnya terasa dekat :")
BalasHapusJadi ingat kisah mereka ini pas kejadian tsunami ya, kehilangan orang tersayangnya ya. Sudah ada di semua bioskop ya ini.
BalasHapusGak terasa ya peristiwa yang dialami grup band ini udah hampir 2 tahun lalu.. Musti nyiapin tisu kalau mau nonton film ini
BalasHapusWaaah sedih bgt pasti ini filmnya :( kita emang gak pernah tau ya maut datang menjemput, rasanya kudu terus bersiap ;)
BalasHapus