Beberapa
bulan lalu, sempat berhembus kabar kebocoran data pelanggan IndiHome yang
disinyalir merupakan ulah oknum dari kompetitor. Persaingan bisnis internet
murah mempengaruhi iklim usaha yang mulai tidak sehat. Akhirnya, Telkom
melakukan kroscek validitas data pelanggan yang tersebar dan terbukti semua itu
hanya isapan jempol belaka. IndiHome selalu berkomitmen menciptakan pertahanan
dan menjaga keamanan data pelanggan. Anak perusahaan BUMN ini juga punya kode
etik untuk tidak memperjualbelikan data-data tersebut.
Sebagai bagian dari pelanggan Internetnya Indonesia, kita sudah seharusnya tahu dan paham seperti apa sistem keamanan siber yang terintegrasi dalam suatu perusahaan. Biasanya, ada kebijakan dari perusahaan yang tidak boleh mengambil keuntungan secara komersial dengan memperjualbelikan data pribadi pelanggan. Bila data-data tersebut bocor, maka perusahaan bisa dijerat hukum dan mengurangi tingkat kepercayaan para pelanggannya.
Melihat
dan mendengar kabar burung yang berhembus dari Twitter, membuatku merasa miris.
Kabar seperti ini hanya coba lakukan framing publik “ada perkara, tapi
sulit mengungkap tersangka”. Kondisi demikian yang membuat persoalan kebocoran
data pribadi ke ranah publik selalu terulang kembali atau dijadikan konten
hoaks yang menyesatkan.
Insiden
yang menggegerkan kala itu, sempat membuat Kementerian Komunikasi dan
Informatika (KemenKomInfo) berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara
(BSSN) untuk cek kebenaran fakta serta kesimpangsiuran yang ada. Sampai
akhirnya, temuan di lapangan meyakinkan bahwa layanan internet murah dari IndiHome justru tak
membuat produk dan kualitasnya terkesan murahan. Apalagi, pelanggan selalu jadi
prioritas utama dan manfaat internet sudah banyak dirasakan berbagai kalangan,
termasuk aku sebagai blogger.
Kemajuan Teknologi Digital Diimbangi
Keamanan Siber yang Faktual
Kemajuan
teknologi digital memberi manfaat bagi kita yang melek internet. Hanya saja,
bila kita tak mampu memanfaatkan internet secara bijak bisa jadi kita akan
tersesat. Tak heran, dugaan kebocoran data pelanggan terus berhembus di tengah
kejahatan siber yang terus marak.
Identitas
Bjorka pun diperbincangkan jagat maya. Entah sudah ada yang bisa mengungkap
siapa oknum dibaliknya atau instansi berwenang sanggup lakukan investigasi atas
insiden yang pernah terjadi. Daripada kita terus mencari dalangnya, ada baiknya
kita cegah atau ciptakan sistem pertahanan sendiri atas data-data pribadi yang
kita punya.
Adapun langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk melindungi data-data privasi, diantaranya:
1. Hindari sebar identitas pribadi
Para pengguna internet yang sudah masuk dalam ranah kemajuan teknologi digital perlu punya kompetensi keamanan digital. Kompetensi ini dianggap sebagai suatu sikap bijak atau mawas diri untuk tidak menyebarkan identitas pribadi sembarangan melalui perangkat digital yang digenggam. Seperti tanggal lahir, alamat lengkap, nama gadis ibu kandung, kartu identitas, atau data privasi lainnya. Jangan sampai rekam jejak digital kita dapat digunakan dengan mudah untuk penipuan.
2. Tidak sembarang klik hyperlink atau tautan yang dibagikan via media sosial atau aplikasi pesan instan
Masih banyak pengguna internet yang asal klik atau sebar pranala pada konten postingan media sosial maupun aplikasi pesan instan. Lebih lanjut, banyak hal negatif bisa terjadi setelah kita klik tautan tersebut. Beberapa hyperlink sudah disetting untuk pengelabuan (phising) sampai scam. Maka, berhati-hatilah saat ada yang menyebarkan tautan-tautan tanpa penjelasan sehingga sulit dibuktikan kebenarannya.
3. Seimbangkan kehidupan dunia nyata dan dunia maya
Sikap waspada
dalam dunia maya harus terdepan dalam perilaku menggunakan perangkat digital.
Jangan mudah tergiur dengan berbagai penawaran praktis seperti ada yang
menawarkan internet murah, tapi tak mampu menyediakan benefit yang serba ‘wah’.
Gunakan waktu berpikir yang lebih matang saat harus berinteraksi dalam dunia
maya karena sesungguhnya komunikasi bersama di dunia nyata bisa lebih hidup
atau kasat mata.
Prediksi Masa Depan Digital di Indonesia
Pertahanan dan keamanan siber di Indonesia seolah punya tantangan tersendiri untuk
kemajuan teknologi digital. Aktivitas tanpa batas bisa dilakukan dari mana saja
dan penyedia layanan internet murah pun mulai menawarkan kemudahan-kemudahan
bagi para pelanggannya. Sentuhan manusia dan teknologi tampak makin akrab ke depan.
Telkom
Group sudah bekerja sama dengan Bappenas untuk integrasi data kementerian,
lembaga, dan PemDa. Harapannya, efisiensi birokrasi bisa tercipta di Indonesia.
Konsep yang sudah dicanangkan yaitu bakal ada kerangka Satu Data Indonesia
(SDI). Kemitraan ini termasuk dalam metadata manajemen yang disebut dengan data
katalog.
Aku pun memprediksi bila hal ini bisa dilakukan secara berkelanjutan, maka pertahanan dan keamanan data di ruang digital mampu terjaga. Setiap individu yang melek digital juga bisa menanamkan empat pilar utama cakap digital seperti digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture. Pemanfaatan internet murah akan membuat semua pelaku digital bisa beradaptasi lebih cepat sebab kemajuan teknologi digital pasti akan melaju pesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar