Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

3 Indikator Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal

 

Pariwisata-Berkelanjutan

     Sustainable Tourism atau pariwisata berkelanjutan sepertinya masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan sampai tahun depan. Beberapa acara terkait pariwisata selalu menempelkan idiom “sustaination” sebagai paradoks yang berkembang tentang konsep wisata yang mudah dan murah sehingga bisa dijangkau semua kalangan. Namun, Blogger Eksis mau analisa kembali apa saja yang menjadi indikator dari pariwisata keberlanjutan ini.

   Paradoks pariwisata berkelanjutan ini bisa dilihat atas dasar perjalanan wisata yang menggugah kesadaran akan kehidupan kearifan lokal yang harus tetap dijaga. Manfaat atau dampak dari sustainable tourism pun harus dirasakan tak hanya sebatas pengalaman saja, tetapi juga memberi petualangan untuk menelusuri tradisi warga setempat dan seperti apa lingkungan tetap sehat. Tentu bakal banyak sekali aktivitas wisata yang bisa dilakukan bersama warga lokal saat live in.

   Adapun 3 indikator yang menjadi pondasi dari suatu tempat wisata untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan, yaitu:

1. Aspek Ekonomi

Setiap lokasi atau tempat wisata punya karakteristik atau basis pemberdayaan ekonomi kreatif masing-masing. Tentu saat lokasi wisata tersebut menganut konsep pariwisata berkelanjutan berarti harus punya konektivitas kuat dengan kegiatan bisnis maupun jasa. Misal, koneksi jaringan internet yang memadai atau akses jaringan transportasi yang terjangkau sehingga memudahkan wisatawan yang akan melakukan perjalanan. Pengelolaan tempat wisata juga harus menerapkan city or local branding yang kuat sehingga tak dikuasai oleh pihak asing.

Kegiatan ekonomi yang membawa dampak kemakmuran bagi warga lokal setempat juga harus diprioritaskan. Pusat oleh-oleh bisa menjadi fasilitas pendukung yang akan menggerakkan roda ekonomi di wilayah tersebut. Menariknya, jasa fotografi dan videografi juga tak boleh diabaikan untuk merekam aktivitas para wisatawan dari datang sampai pulang. Konsep pariwisata berkelanjutan pun mampu buka lapangan kerja baru atau lahan UMKM mengais rezeki. Dengan begitu terjadi perputaran roda ekonomi secara kreatif sehingga area wisata bisa mengentas kemiskinan pada pemberdayaan komunitas lokal.

 2. Aspek Lingkungan

Kelestarian lingkungan erat kaitan dengan mengelola sumber daya yang berharga di tempat wisata. Dibutuhkan aksi nyata atau langkah sederhana untuk minimalisir polusi udara, tanah, dan air. Begitu juga untuk menjaga keanekaragaman hayati dan warisan alam yang sudah tersedia.

Para pengelola tempat wisata tak bisa modifikasi sesuka hati dengan mengabaikan keasrian lingkungan. Habitat alami lokasi wisata juga tak boleh dirusak dengan kegiatan operasional yang menggunakan bahan bakar atau sengaja merusak ekosistem lingkungan. Biarkan pohon-pohon tetap tumbuh di tempat wisata, baik yang ada di daratan maupun pinggir lautan. Jangan sampai juga satwa-satwa liar yang terancam punah kerap dapat tekanan dari ulah para wisatawan yang seenaknya.

Sementara adaptasi langkah sederhana yang bisa dilakukan sebagai wisatawan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan yaitu pergi wisata pakai transportasi umum, mandi dengan air secukupnya, tidak membuang sampah sembarangan, dan masih banyak aktivitas lain.

 3. Aspek Sosial-Budaya

Keberlanjutan sosial dan budaya memberi makna sikap saling menghormati hak asasi manusia dan tradisi-tradisi yang berlaku bagi siapa saja saat berwisata. Tradisi atau atraksi dalam pariwisata berkelanjutan biasanya sudah dibangun sebagai sistem pendukung awal. Meski berbeda budaya, sebagai wisatawan harus mampu mengenali dan menghargai kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pengenalan budaya lokal yang ada akan memberi kepuasan pengalaman yang diterima para wisatawan.

Hal ini untuk menghindari segala bentuk eksploitasi yang kadang hanya fokus pada substansi estetis saja sehingga mengabaikan etika dalam menjalankan aktivitas pariwisata. Otentik situs warisan budaya harus dijaga sampai pelestarian nilai-nilai budaya masyarakat akan menjadi aspek atau indikator pariwisata berkelanjutan yang diterapkan. Pakai akal sehat dari pikiran kita dan tata krama niscaya bisa menjadi wisatawan yang lebih bijak.

 

Bila 3 indikator parwisata berkelanjutan di atas sudah hadir sepertinya dampak polusi dan kemacetan lalu lintas yang ada di sekitar tempat wisata bisa dihindari. Tidak menutup kemungkinan perilaku ramah lingkungan saat berwisata akan terus berkembang dengan metode recycling, green transport, green energy use, and green consumption. Implementasi indikator tersebut tak hanya harus dipenuhi dari pihak pengelola wisata saja, tetapi juga sebagai pelaku wisata harus mau mengikuti aturan yang berlaku. Jadilah bagian dari pariwisata berkelanjutan yang bertanggung jawab.

   Pariwisata berkelanjutan pada akhirnya memang sesuatu yang diperlukan untuk menjaga esensial bumi. Berwisatalah selaras bersama alam dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Wariskan pariwisata berkelanjutan untuk anak dan cucu kelak supaya mereka selalu bangga berwisata di Indonesia*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar