Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Layangan Putus The Movie: Kelanjutan Serial dengan Eksekusi Gagal

Reza-Rahadian
    Belakangan banyak film-film Indonesia bermunculan dengan kisah perselingkuhan. Tentu fenomena ini tidak terlepas dari riuh media sosial yang membongkar skandal selingkuh dari yang awalnya rahasia justru jadi viral. Beranjak dari series WeTv yang viral akhir tahun 2021 lalu, hadirlah Layangan Putus The Movie sebagai kelanjutan dari series itu.

       Perhatian netizen tentu banyak yang tak setuju dengan pergantian Putri Marino menjadi Raihaanun sebagai Kinan dalam filmnya. Untungnya Blogger Eksis bukan bagian dari penonton seriesnya. Maka, saat nonton Layangan Putus The Movie di CGV Grand Indonesia 27 Desember lalu masih bisa menikmati penampilan dari para pemerannya. Jangan buang waktu percuma untuk membandingkan series dan filmnya sebab jalan ceritanya justru menjadi kisah kelanjutan yang klise saja.

Kisah film yang diproduksi MD Pictures ini dimulai setelah Kinan (Raihaanun) resmi cerai dari Aris (Reza Rahadian). Kinan beradaptasi dengan lembaran baru dalam hidupnya, baik sebagai orang tua tunggal sekaligus dokter di salah satu klinik. Bersama putrinya, Raya (Graciella Abigail), keduanya saling melengkapi.

Situasi kembali rumit saat muncul mantan suaminya yang berkunjung dengan selingkuhannya, Lidya (Anya Geraldine). Aris dan Lidya izin minta restu untuk melangsungkan pernikahan dari hubungan terlarang yang pernah dibina. Setelah menikah pun, banyak hal aneh yang tiba-tiba terjadi karena Aris dan Kinan seolah masih mencintai satu sama lain meski statusnya sudah bercerai.

MD-Pictures

       Alur cerita dan konflik dalam Layangan Putus The Movie tidak ada yang spesial. Kejam sosok selingkuhan justru mampu diframing terlalu baik dalam film ini. Kalau ada yang bilang, Lydia mendapat karma atas perlakuannya merebut suami orang. Nyatanya, itu tak berlaku. Lydia hanya cemburu buta saat melihat Aris dan Kinan tetap bertemu demi buah hatinya, Raya.

        Sangat disayangkan cerita Layangan Putus The Movie terlalu lemah. Padahal kalau saja karakter-karakter pendukungnya diberi konflik yang lebih luas justru bisa membuat cerita dalam film menjadi kaya. Misal, Raya harusnya tampil lebih terpukul dan cemas. Meski dia masih kecil biasanya dia sudah peka karena punya perasaan atas nasib orangtua yang bercerai. Dalam film, Raya hanya terlihat sedih sesaat dan tidak suka akan kehadiran Lydia didekatnya. Beberapa momen pun, kondisinya dapat dengan mudah kembali ceria.

Hampir sama dengan karakter Kinan sebagai mamanya. Ia masih terkesan baik-baik saja dan tidak tegas atas keputusan yang telah diambil sebelumnya. Tak ada kekecewaan berat yang diambil atas sikapnya. Padahal rasa trauma seharusnya masih membekas meski mereka berasal dari kalangan kelas atas.

Begitu juga dengan karakter Andre yang jatuh hati terhadap Kinan. Karakternya tak mampu menawarkan apapun dalam cerita selain cintanya yang tak pernah berbalas saja. Kisahnya pun jadi datar dan tak tahu mau dibawa ke arah mana. Padahal kalau ada momen-momen Andre dan Kinan yang dilihat Aris mungkin akan menumbuhkan emosi yang lebih tinggi lagi.

Plot ‘selingkuh dan karma pelakor’ sepertinya tak bisa disematkan lagi untuk filmnya. Penonton hanya akan diajak melihat seperti apa Lydia yang cemburu buta dan Aris yang masih gagal move on karena merasa bersalah terhadap mantan istrinya. Sungguh kejutan besar hanya hadir pada akhir cerita saat kemunculan si Gadis Keretek (Dian Sastro) yang mungkin saja bakal merebut hati Aris berikutnya dari Lydia.

    Jangan heran kalau Layangan Putus bakal berlanjut dengan pelakor-pelakor berikutnya. Sebab “cheater always be a cheater” artinya seorang yang pernah selingkuh akan kembali berselingkuh. Konon selingkuh itu bukan khilaf karena orangnya selalu melakukan dalam kondisi sadar. Mereka punya seribu satu alasan untuk mengulanginya lagi.

Layangan Putus The Movie yang sudah tembus sejuta penonton ini sebenarnya mengecewakan. Plot yang hambar dengan durasi singkat membuat sekuens adegan ke adegan makin kasar dan visual standar. Eksekusi dari Benni Setiawan sebagai sutradara kurang memuaskan dan tak berhasil mengaduk emosi penonton. Sekali lagi, aku tekankan film ini hanya coba membiarkan penonton untuk bersimpati pada sosok PELAKOR yang nyatanya tak terlalu spesial di mata Aris dibanding anaknya.

Layangan-Putus

Lantas, bagaimana dengan akting para bintang yang sempat diragukan netizen?

Bagiku, Raihaanun masih tetap menampilkan performa terbaiknya. Saat disandingkan dengan Anya Geraldine mereka masih bisa menempatkan diri sesuai perannya. Bahkan, adegan Lydia melabrak Kinan didalam mobil bisa menjadi scene stealer yang tak biasa.

Jajaran pemeran lain seperti Reza Rahadian, Graceilla Abigail, Marthino Lio, Brigitta Chyntia, Raquel Katie, Ira Wibowo, Willem Bevers, Ruth Marini, Lala Choo, Adil Luca, dan Buie B Mansyur juga masih sama. Mereka tampil biasa dan tak ada pengembangan karakter yang bisa dibangun dengan baik. Vibes mereka pun tak ubahnya seperti sinetron.

       Dengan begitu, Layangan Putus The Movie gagal menawarkan cerita yang sesuai ekspektasi penonton. Tak ada hal yang membangkitkan emosi penonton untuk sampai pada puncak permasalahan konflik-konflik rumah tangga seperti biasa. Karakter-karakter terasa tidak terlibat dalam peristiwa selingkuh yang pernah ada. Akhirnya, penonton hanya disuguhkan keputusan Kinan yang memang sudah tidak ada cinta terhadap mantan suaminya.

      Level pergerakan emosi cerita yang dibawa film tak mampu ungguli series yang tayang melalui platform OTT. Semua pihak terasa sama saja karena sudah memilih untuk berpisah dari awal. Meski masih ada bayang-bayang masa lalu dalam asmara dahulu, nyatanya Layangan Putus The Movie tak mampu menyajikan kisah-kisah pasca perceraian yang lebih dekat dengan keseharian. Siapapun yang pernah selingkuh dan cerai seolah hanya akan mendapat satu kesimpulan:

Iya, aku gila sejak kamu tinggal! Aku nggak bisa nggak ada kamu! Hidup aku berantakan nggak ada kamu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar