Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Film Preman Pensiun Mengusir Rindu Para Pencinta Serial Televisi


“Setiap pertanyaan harus terjawab di kamu, Setiap persoalan harus selesai di kamu"
-KANG BAHAR-


poster film preman pensiun

         10 Januari 2019 siang hari, Blogger Eksis melangkah kaki menuju cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Agenda Kamis itu untuk acara press screening film Preman Pensiun. Seperti biasa dilanjutkan dengan press conference di sore hari dan gala premiere untuk malam hari. Alhamdulillah, bersama teman-teman komunitas Indonesia Social Blogpreneur (ISB) bisa menjadi orang pertama yang menonton filmnya.

         Siapa yang tidak kenal dengan serial televisi Preman Pensiun yang ditayangkan oleh RCTI sejak tahun 2015. Tayangan drama televisi yang memanjakan pemirsa di rumah tersebut hadir setiap hari sekitar pukul 17.30 WIB. Sinetron ini dianggap populer karena memiliki rating yang sangat tinggi.
       Jika boleh berkata jujur, aku bukanlah penikmat sinetron Preman Pensiun karena lebih sering menikmati tayangan dalam mini series dunia maya. Apalagi sinetron berdurasi singkat tersebut tayang saat jam pulang kerja. Sebagai pekerja kantoran zaman old sudah pasti aku tak bisa mengikuti alur cerita season demi season sinetron Preman Pensiun.
           Akhirnya, aku menemukan channel youtube yang memuat episode pertama hingga episode terakhir sinetron Preman Pensiun yang tayang pada akhir tahun 2016 silam. Dalam serial tersebut, aktor kawakan almarhum Didi Petet mampu berperan sebagai Kang Bahar. Beliau memang telah tiada, tapi semangat untuk berkarya terus merasuki para pemain dengan karakternya sehingga masing-masing telah merasakan sebagai keluarga.
blogger eksis hadir pada press screening film preman pensiun
Sebentar lagi serial televisi populer tersebut diangkat dalam format layar lebar naungan rumah produksi MNC Pictures dan ANP Films. Sutradara dan penulis naskah masih sama dipercayakan kepada Aris Nugraha yang telah berpengalaman dalam membuat berbagai macam tayangan sitkom (situasi komedi) versi layar kaca. Bukan hanya itu, para pemainnya juga masih sama seperti dengan sinetron yang sering ditonton khalayak ramai. Semoga saja engagement terhadap Film Preman Pensiun bisa sesuai ekspetasi para pencinta serial televisinya.

Alkisah dalam Film Preman Pensiun menceritakan permasalahan yang terjadi setelah Kang Bahar meninggal dunia. Kekuasaannya dipercayakan pada Kang Muslihat (Eppy Kusnandar) untuk membimbing para anak buah, yang dulunya preman, kini harus berwira usaha di jalannya masing-masing. Namun, hal itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Kang Mus harus menjalani 5 peranan berbeda dalam cerita Film Preman Pensiun. Sebagai anak dari si Emak, suami dari Ceu Esih, ayah dari si Eneng, bos dari bisnis kecimpring (kerupuk singkong), dan pimpinan para preman pensiun.
Sementara di sisi lain, Gobang (Dedi Moch Jamasari) kembali ke pasar setelah tiga tahun pulang kampung untuk membuka usaha peternakan lele. Kehadiran Gobang disambut pertanyaan rekan-rekannya, seperti Ujang (M Fajar Hidyatullah) dan Bohim (Kris Tato). Ternyata, Gobang ingin menyelidiki kasus pengeroyokan yang menewaskan adik iparnya.

Darah dibayar darah. Nyawa ditukar nyawa.

Penyelidikan tentang kematian adik ipar yang dilakukan Gobang semakin menegangkan karena turut mengancam kisah hubungan rumah tangga Dikdik (Andra Manihot) dan Imas (Soraya Rasyid). Dibumbui dengan kisah tentang keluarga Muslihat dan Esih (Vina Ferina) yang tinggal bersama Emak (Isye Sumarni) dan anak perempuannya, Safira (Safira Maharani) yang sudah memiliki kekasih bernama Rendy (Sadana Agung Sulistya). Kinanti (Tya Arifin) sebagai anak Kang Bahar (almarhum Didi Petet) juga sudah kembali ke kota Bandung. Kekoplakan Murad (Deny Firdaus) dan Pipit (Ica Naga) semakin melengkapi kisah film Preman Pensiun yang berhasil mengusir rindu para pencinta serial televisinya.
tiket bioskop preman pensiun

Dari segi cerita, Film Preman Pensiun mengangkat kisah lanjutan dari serial layar kacanya. Premis dari film ini masih bercerita tentang para preman yang sudah pensiun dan harus mencegah agar tidak terjadi perang saudara karena tidak ada lagi sosok yang disegani seperti Kang Bahar. Intinya masih berkisar pada premanisme. Ada pertentangan batin ketika harus menjadi orang jahat sampai pada titik sadar bahwa perbuatan tersebut tak layak. Semua begitu asyik dinikmati sampai akhir.
Cerita tergolong sederhana meski alur yang diangkat terlihat ruwet karena banyak hal dan banyak tokoh yang ingin ditampilkan. Namun, ide cerita yang unik mampu memperhatikan detail kehidupan sehari-hari yang diiringi petikan dialog ringan khas rakyat dari bumi Pasundan. Penulis skenario juga tak luput memasukkan unsur kearifan lokal masyarakat Sunda yang mengena seperti minum sekoteng di malam hari.  
Dari semua cerita, aku paling suka dengan akhir cerita yang jelas tersampaikan tanpa terlihat menggurui dan tidak menggunakan formula happy ending seperti film-film lain. Sisipan dialog-dialog satir yang diucapkan antar preman juga berupaya membentuk kontinuitas dialog yang jarang ditemui pada film-film layar lebar. Penulis naskah dan penyunting gambar terlihat konsisten memberi ruang cut to cut dialog antar karakter yang seolah saling menyambung bagai pesan berantai walau dalam adegan yang berbeda. Meski beberapa part berlangsung terlalu singkat.
Adegan pada pusat perbelanjaan dan restoran tak menyiratkan urgensi dalam cerita. Karakter Joni dan temannya yang sedang berada di Bandung juga tak diceritakan kembali. Kondisi demikian bisa membuat penonton bertanya-tanya “ini maksudnya apa yaa?”. Untung saja ada celetukan lucu yang mampu membuat karakter mereka dibuat apa adanya sehingga mampu menampilkan karakter bahwa masing-masing orang bisa menjadi orang baik dan jahat pada beberapa sisi kehidupan.

eppy kusnandar sebagai kang muslihat dalam film preman pensiun
dokumentasi AK Studio Bogor Photography
Dari segi pemeranan, Film Preman Pensiun masih menaruh Eppy Kusnandar sebagai peran utama dengan karakter Kang Muslihat. Dalam film, Kang Mus diceritakan memiliki istri bernama Ceu Esih. Totalitas Eppy Kusnandar dalam berakting patut diacungi jempol, banyak pihak yang memprediksi bahwa aktor ini akan masuk menjadi nominasi aktor terbaik dalam berbagai festival film.
Film Preman Pensiun tetap hidup walau dibintangi para skuter (selebritis kurang terkenal) karena memang dibintangi oleh aktor dan aktris lokal Bandung. Sederet nama selebritis yang terpilih dari awal melalui tahap casting dalam film ini mampu berperan sebagai karakter dengan penuh kewajaran. Sebut saja, Tya Arifin, Soraya Rasyid, Andra Manihot, Deny Firdaus, Ikang Sulung, Kang Ica, dan Nining Yuningsih. Terlihat tidak sulit untuk membangun chemistry antar pemain karena sebelumnya mereka pernah terlibat dalam produksi yang sama.
Secara fisik, wajah mereka juga tak terlihat harus ganteng atau cantik. Kabarnya, para pemeran yang membintangi karakter dalam film ini sebagian besar memang mantan preman asli sehingga terlihat wajah garang dalam setiap penampilan. Pantas saja adegan action dalam Film Preman Pensiun juga dikemas ok. It looks real anyway.
Masing-masing karakter mampu menampilkan ciri khas. Hal ini didukung dengan tata rias dan busana yang dekat dengan keseharian sebagaimana layaknya seorang preman di jalanan dan emak-emak berdaster di rumah. Bisa dibilang hanya Tya Arifin yang berwajah cantik dan selalu mengingatkanku pada sosok Chelsea Islan.
para pemain film layar lebar preman pensiun
Dalam press conference sore itu, Epy Kusnandar menjadi ikon yang paling unik dengan gayanya. Ia menjiwai karakternya dengan memakai celana kolor dan kaos kutang oblong persis seperti gaya Kang Mus dalam film.


Seperti sinetronnya, lokasi syuting untuk film Preman Pensiun juga dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat. Beberapa wilayah dipilih seperti Cikapundung, Kiaracondong, Pasar Baru, Jalan Braga, Terminal Cicaheum, Asia Afrika, dan Kampus ITB. Hanya nuansa bandung tak kental disajikan. Aku hanya melihat beberapa logat khas sunda yang terlontar dan alunan musik syahdu ala Parahyangan yang mengalir dari alat musik angklung. Untung saja tone film dengan warna yang nyaman alias tidak terlalu terang terlihat pas memanjakan mata penonton.

Preman Pensiun versi sinetron telah menjadikan tayangan drama ini tak hanya sebagai tontonan belaka, melainkan juga tuntunan. Meski aku tak pernah menonton sinetronnya, aku tetap bisa mengikuti Film Preman Pensiun hingga akhir cerita. Semoga saja rating yang tinggi di layar kaca bisa mempengaruhi jumlah penonton yang banyak di layar lebar.

Ajak semua keluarga, sahabat, calon mertua, dan calon menantu mamamu ke bioskop kesayangan pada 17 Januari 2019 mendatang. Happy Watching*



32 komentar:

  1. Sdh pernah beberapa kali nonton sinetronnya ceritanya menarik. Jd pengen nonton film nya jg..

    BalasHapus
  2. Udah nonton.. dan sumpah banyak banget aku ngakak tak terkendali saat nonton film ini.. dua box popcorn aku habiskan hanya demi kepuasan ngakak.. tapi banyak value juga yang aku dapetin selepas nonton film ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hati-hati keselak kak kalo nonton terus ngakak sambil ngemil pop corn. wkwkwk*

      Hapus
  3. Film Preman Pensiun pasti mengobati rasa kangen penonton pada karakternya yang unik-unik, ada bebeb-kah? Kalau dulu paling ngehits si bebeb, sayang di kota saya belum ada bioskop, jadi belum bisa nonton deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. sabar yaa mba semoga bisa roadshow ke kota'a.

      si Bebeb itu yang karakter Kang Komar yaa?
      Beliau gak main mba karena sibuk dengan pekerjaan lain*

      Hapus
  4. Wah baru tahu kalau pemeran film ada yang dulunya preman asli ya? Pantas kok wajahnya dan postur tubuhnya preman yang tidak dibuat-buat ya

    Mereka profesional dan totalitas

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak bener banget.

      casting directornya kece dah hunting talent'a..

      Hapus
  5. Wah terniat nih sebelum nonton filmnya jg nonton sinetronnya di YT hehe. Jd pengen nyari jg, soalnya dulu aku gak ngikutin sinetronnya :D
    Msh tayang kan ya skrng filmnya di bioskop? Kyknya sukses ya soalnya genrenya komedi gtu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sukses Mak.

      Udah hari ke-19 di bioskop berhasil tembus sejuta penonton*

      Hapus
  6. Film ini luar biasa yah. cerita sehari hari tapi mampu mengaduk perasaan. Berharap ada lanjutannya lagi, soalnya masih banyak karakter yang bisa dieksplore

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget kak.

      Sepertinya sih bakal dibuat sekuel*

      Hapus
  7. Filmnya lucuuuu bikin ngakak, aku suka film ini. Dan aku tu suka bangat dengan gaya penulisan naskahnya yang menyambung-nyambung dari satu adegan yang satu dengan adegan yang lain, itu menarik bangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Kang Aris Nugraha memang ahli deh buat dialog dalam scene berantai gitu*

      Hapus
  8. Enggak pernah nonton versi sinetronnya. Lgsg jebret nonton filemnya ternyata fun dan ngga bingung juga utk mengikuti ceritanya. Smoga banyak yg nonton

    BalasHapus
  9. Dari beberapa blogger yang mengulas film preman pensiun ini memang lebih banyak mengatakan kalau film ini layak banget buat ditonton. Hmmm, aku sendiri belum sih. Maybe next time :D

    BalasHapus
  10. Belum pernah nonton serial tv nya sih tapi tau kalau serialnya saja sudah banyak penggemar. Diangkat ke layar lebar kian banyak yg menantikan pasti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastinya berpengaruh yaa karena para pencinta serial televisi akan merasa rindu*

      Hapus
  11. Siapa sih yang tak familiar dengan preman pensiun? Hehehe... melihat sinetronnya dilayar tv, saya pikir film ini akan sangat banyak manfaatx. Mengulas kehidupan dalam keseharian dengan menghantarkan byk pesan2 moral.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ManTul!

      Penonton2 bioskop butuh pesan moral yang bisa diamalkan dalam kehidupan*

      Hapus
  12. tapi masih ada kan yaaa yang bening-bening.. aku suka itu di film serinya yang anaknya kang bahar.. rambutnya bagus dan adem ngeliat si teteh nya hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anaknya Kang Bahar masih bening2 kok..

      Jangan lupa ajak bini sama anak buat nonton film ini juga yaa Kang Unggul*

      Hapus
  13. pemain kesukaan ku jelas pipit dan murad..kocak filmnya..tapi ya itu..film rasa sinetron///hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin pencinta sinetronnya masih terbayang yaa pas nonton dalam format layar lebar*

      Hapus
  14. Udah nonton. Seru filmnya. Lucu, menarik. Perpindahan dialognya juga menarik. Gak kalah,tiap karakter dalam film ini menghibur dan unik2.

    BalasHapus
  15. Salah satu sinetron yang aku tonton, ternyata Film dan sinetronya sama2 menghibur dan sukses bikin ngakak. Apalagi adegan Kang Murad dan Kang Pipit, kocak banged dech!

    Heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti selama nonton kakak ketawa terus nih. hahaha*

      Hapus
  16. Meskipun bukan penggemar sinetron tapi saya pernah melihat sinetron preman pensiun di televisi dan cukup menarik jadi kalau sekarang dijadikan film layar lebar pasti lebih menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastinya kak.

      Kalau dalam film layar lebar kan langsung ada endingnya*

      Hapus