Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Solusi Sehati demi Sang Buah Hati


     Tahun 2008 lalu, Blogger Eksis pernah menonton sebuah film pendek yang berjudul “Bidan Lelaki”. Film yang disutradarai oleh Wulan Guritno itu diikutsertakan dalam kompetisi LA Lights Indiemovie. Film bercerita tentang kisah seorang bidan lelaki yang harus melewati berbagai halangan untuk menyelamatkan buah hati dari keluarga yang ingin ditolongi.
         Kisah tentang bidan juga diceritakan pada film Habibie & Ainun 3 yang saat ini masih tayang di bioskop. Dalam film tersebut, Ainun diceritakan sebagai anak dari seorang bidan yang pernah membantu proses persalinan meski Ia masih kecil. Profesi bidan dianggap begitu mulia karena ada jasa untuk menyelamatkan nyawa seorang anak manusia.
         Kedua film yang mengangkat tentang bidan membuktikan bahwa bidan menjadi profesi yang tak mengenal batas gender (jenis kelamin). Profesi bidan pun sudah mulai beradaptasi pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan supaya program kehamilan sampai persalinan mampu memenuhi standar kesehatan yang layak.
     Dengan demikian kuantitas bidan yang masih terbatas pada daerah-daerah tertinggal bisa disiasati. Selain itu, para ibu hamil bisa mendapat ruang pengetahuan berbasis teknologi. Semoga saja transformasi digital pada setiap layanan kesehatan mampu melahirkan generasi yang unggul, sehat, dan berkualitas.
         Sehati Group hadir sebagai penyedia solusi layanan kesehatan terpadu berbasis inovasi dan teknologi tepat guna. Dari kolaborasi putra-putri Indonesia terbaik dibidang kesehatan, Sehati Group menciptakan Solusi Sehati TeleCTG. Solusi ini tidak hanya hadir dalam bentuk produk TeleCTG Sehati, melainkan juga melalui layanan berbasis teknologi seperti aplikasi Sehati dan Bidan Sehati.

Lawrence Tjandra dari Inke Maris Associates selaku moderator salad event Sehati TeleCTG
Lawrence Tjandra dari Inke Maris Associates
bertindak sebagai moderator
      Aku mengetahui hal tersebut saat menghadiri Media & Blogger Briefing di Ruang Artia & Anggara Lantai 1, Sopo Del Tower, Kuningan, Jakarta Selatan. Tampak hadir beberapa narasumber dalam acara tersebut yaitu dr. Ari Waluyo, Sp.OG (Co-Founder Sehati Group), Samsul Widodo (DirJen PDT, KemenDes PDTT), Perwakilan DinKes Kabupaten Indramayu, dan Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang. Para narsum mulai mengungkap fakta bahwa setiap jam masih terdapat 2 ibu yang meninggal saat melahirkan dan 7 bayi meninggal sebelum usia 40 hari berdasar data WHO Key Facts Maternal Mortality 2019.         
        Dari data yang didapat oleh WHO tersebut, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi fokus pemerintah Indonesia ke depan. Fokus tersebut semakin krusial karena ditemukan terbatas akses informasi kesehatan, keterjangkauan tenaga ahli kesehatan seperti bidan yang tidak mumpuni, dan alat medis yang kurang memadai. Fenomena di lapangan harus diakomodir seiring perkembangan teknologi pada era digital.

Sehati Group dukung pemerintah Indonesia melahirkan generasi unggul, sehat, dan berkualitas melalui Solusi Sehati TeleCTG
         “Sehati Group lahir dari analisa kami terhadap kondisi kesehatan saat ini, di mana AKI, AKB, dan stunting menjadi prioritas pemerintah. Hal penting yang perlu menjadi perhatian antara lain, pemenuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan terlatih yang dilengkapi fasilitas kesehatan mumpuni, dan distribusi layanan kesehatan yang menjangkau pelosok tanah air. Sehati Group, melalui solusi Sehati TeleCTG mampu memahami hal tersebut dan membuat terobosan dalam hal layanan kesehatan untuk menjangkau bidan dan ibu hamil hingga ke pelosok-pelosok daerah. Kami percaya setiap ibu berhak menjalani kehamilan yang menyenangkan dan menenangkan, sebagai kunci generasi selanjutnya yang lebih berkualitas.” Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) Sehati Group, dr. Ari Waluyo, Sp.OG.
         Solusi Sehati TeleCTG bersifat multifungsi karena menjadi panduan lengkap dalam kehamilan. Masing-masing ibu hamil dan bidan yang memeriksanya bisa memantau perkembangan janin sampai proses kelahiran. Sesuai kapasitasnya, aplikasi bisa digunakan untuk mendeteksi faktor risiko tinggi, perhitungan kontraksi dan tendangan bayi, interpretasi hasil pemeriksaan dan konsultasi langsung dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, serta penyediaan data real time yang membantu stakeholder dalam membuat keputusan untuk menghasilkan kebijakan dan proyeksi yang lebih jelas.
         Sebagai mitra strategis pemerintah Indonesia, digitalisasi dari Sehati Group juga mendapat dukungan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT). Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (DirJen PDT), Samsul Widodo menyatakan bahwa saat ini terdapat 74.954 desa di seluruh Indonesia. Sebagian besar desa berada di dalam wilayah geografis yang sulit, khususnya desa-desa di daerah tertinggal sehingga upaya penetrasi infrastruktur dan akses layanan kesehatan cukup menantang. Oleh karena itu, Kementerian Desa PDTT berupaya untuk mengintervensi AKI, AKB, dan stunting dengan berkolaborasi bersama industri teleHealth seperti Sehati Group. TeleHealth ini akan menjadi strategi untuk mengatasi hambatan geografis dan menjangkau ibu hamil yang berada di desa maupun daerah tertinggal.
      Upaya pemerataan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di berbagai daerah di Indonesia ini telah dilakukan oleh Sehati Group dengan menjangkau 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan yang ada di 27 kabupaten dan 11 provinsi.  Salah satu kabupaten yang telah menggunakan alat medis ini yaitu Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dengan pemberdayaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, Sehati bisa memantau kesejahteraan janin dan peningkatan kompetensi profesi bidan yang berkualitas.

Solusi Sehati melalui alat TeleCTG untuk janin pada masa kehamilan
       “Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang telah menggunakan solusi Sehati TeleCTG di 14 puskesmas sejak Desember 2018. Dengan teknologi Sehati TeleCTG, sebanyak 47 bidan berhasil memeriksa 1.471 ibu hamil dan mendeteksi 991 ibu hamil berisiko. Kami juga berhasil menurunkan AKI dari sebelumnya 8 jiwa menjadi 5 jiwa. Faktor risiko kehamilan yang umumnya kami deteksi adalah anemia, kehamilan terlalu dekat, serotinus, kurangnya nutrisi ibu, dan usia terlalu tua,” ujar Mariana A. Sailana, S.Tr sebagai Pengelola Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang.

Para Bidan di Kupang sudah banyak yang menggunakan alat teleCTG yang terintegrasi dengan aplikasi
          Sudah begitu banyak kolaborasi yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, memperkuat jejaring rujukan, dan mengembangkan akses pemerataan kuantitas para tenaga kesehatan di Indonesia. Semoga solusi yang telah dihadirkan bisa berjalan secara optimal sehingga program kehamilan yang dijalani oleh seorang ibu bisa berlangsung secara normal dengan pendampingan dari bidan siaga. Perjuangan seorang ibu demi buah hati akan menjadi kisah tersendiri untuk anak dan cucu kita nanti.

Jika kamu seorang bidan atau bumil?
Unduh aplikasi Sehati TeleCTG di Play Store sekarang juga
demi kesehatan dan keselamatan Sang Buah Hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar