Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Pekan Perpustakaan KemDikBud 2019 Menuju Guru Penggerak yang Lebih Maju

Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah 
sampai engkau meraihnya


Guru Penggerak Indonesia Maju

Blogger Eksis lahir dari kalangan keluarga akademisi. Papaku merupakan seorang guru di salah satu SMP islam swasta di wilayah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Meski tidak berprofesi sebagai PNS, kesejahteraannya yang sudah mengabdi selama puluhan tahun tercukupi berkat adanya sertifikasi. Ia pun mampu memberi nafkah kepada keluarga untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

    Namun, papaku mulai merenung saat Ia harus menghadapi kegiatan belajar mengajar di era digital. Sebagai guru dari kalangan kolonial, Ia terus berpikir bagaimana cara untuk mengejar ketertinggalan. Apalagi sudah banyak tenaga pendidik dari kalangan milenial yang cepat beradaptasi dengan metode pembelajaran serba digital. Belum lagi konsep digitalisasi sekolah yang berupaya mencetak generasi unggul demi membuat Indonesia maju.

Aku pun hadir dalam acara Temu Blogger pada hari Selasa, 3 Desember 2019 di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KemDikBud), Jakarta Selatan. Dalam pembahasan hari itu, aku mengenal tentang konsep pendidikan 4.0 yang selaras dengan tuntutan Revolusi Industri 4.0. Dari situ aku tahu bahwa pendidikan harus mampu membentuk karakteristik sehingga pendidikan bukan lagi paksaan tetapi terasa lebih menyenangkan.


Acara Temu Blogger dalam Pekan Perpustakaan Kemendikbud 2019

Pendidikan yang berkarakter merupakan wujud pendidikan untuk semua. Hentikan praktek pendidikan yang mengarah pada kapitalisme. Semua harus membuktikan bahwa pendidikan tak lagi mahal karena ilmu yang kita dapatkan tak ternilai harganya.

  Karakter dalam pendidikan juga harus dikedepankan sebelum ilmu pengetahuan. Proses pembentukan karakter ini lebih efektif dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sejatinya, pendidikan di sekolah lebih berharga dibanding pendidikan dari rumah. Hal ini sejalan karena ada komunikasi tatap muka antara guru dan anak didik. Selain itu, ada keterlibatan antar kelompok belajar.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) telah dicanangkan oleh Pemerintah sebagai upaya mewujudkan generasi emas 2045 yang berakal cerdas, berkarakter, berdaya saing, serta berjiwa Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Maka, pendidikan berkarakter bukan hanya sebatas impian melainkan sudah menjadi gerakan nasional. Dibutuhkan proses pembudayaan nilai-nilai yang berkesinambungan sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih komprehensif dan bertumpu pada kearifan lokal.

      Oleh karena itu, setiap sekolah harus menyelenggarakan pendidikan berkarakter yang menyenangkan dengan dukungan dari berbagai pihak. Misal, Kemendikbud yang memuat sejumlah regulasi untuk menciptakan suasana aman dan nyaman di sekolah. Sementara guru dan kepala sekolah mencari cara untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik.


Peran guru dalam digitalisasi sekolah

Guru akan memegang peran penting asal mereka mampu memiliki karakter sebagai seorang pendidik. Guru dituntut lebih cermat untuk melihat bakat anak didik demi menentukan masa depan generasi bangsa. Jangan ada lagi guru yang memberi labelling terhadap anak didiknya. Hakikat seorang guru yaitu digugu dan ditiru.

Sebagai guru penggerak, guru juga harus dapat menggali karakteristik masing-masing anak didik melalui orang tuanya. Guru dan orang tua perlu berbincang untuk mengetahui sikap anak didik dalam berinteraksi bersama teman-temannya. Hal ini dikarenakan seorang anak didik yang cenderung bersifat introver, memerlukan pendekatan berbeda dibanding dengan anak didik lain yang mudah bergaul atau luwes berkomunikasi. Melalui pemahaman karakteristik masing-masing anak didik, guru dapat membimbing anak didik tersebut sesuai dengan karakter dan kepribadiannya.

Pendidikan berkarakter pun dilakukan dengan kolaborasi terhadap olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olahraga. Strategi ini bisa dimulai melalui penerapan hal-hal sederhana, seperti sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Jika hal itu dibiasakan, maka anak didik bisa memiliki kompetensi yang mampu bersaing dalam kancah global.

Dengan begitu kultur sekolah bisa berubah menyenangkan. Dari situ akan tumbuh iklim positif yang mampu membuat transparansi pendidikan mengikuti tren kecanggihan teknologi.  Diharapkan para pelaku pendidikan bisa memiliki rasa ingin tahu, keberanian, kegigihan, dan ketahanan terhadap atmosfer inklusif yang mana masing-masing sudah punya pengakuan terhadap jati dirinya.

Perwujudan pemerataan pendidikan yang adil dan berkualitas juga terus dijalankan dalam program digitalisasi sekolah. Sebuah terobosan dalam dunia pendidikan yang berhasil memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi dalam berbagai aspek pengajaran. Digitalisasi sekolah ditandai dengan Rumah Belajar sebagai sarana pembelajaran yang sudah dimanfaatkan lebih dari 192 ribu guru dan 485 peserta didik.


Fitur-fitur Rumah Belajar yang dibuat oleh Pustekkom Kemendikbud


      Maka, pembelajaran di era digital kini bisa dilakukan melalui Rumah Belajar. Sebuah portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar dan fasilitas komunikasi, serta interaksi antar komunitas yang dapat digunakan secara bebas oleh guru, orangtua, siswa, maupun masyarakat umum. Aplikasi Rumah Belajar ini diinisiasi oleh Pusat Teknologi dan Informasi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) Kemendikbud.

      Portal rumah belajar telah dikembangkan pada 2011 melalui sebuah situs https://belajar.kemdikbud.go.id. Setelah itu, pengembangan teknologi terus dilakukan dengan membuat aplikasi yang bisa langsung diunduh pada Google PlayStore bernama Rumah Belajar. Inovasi teknologi pembelajaran tersebut membuat Rumah Belajar bertransformasi sebagai Learning Management System (LMS) yang terintegrasi melalui one stop service bagi stakeholder pendidikan.

Guru akan menjadi ujung tombak dari keberhasilan program digitalisasi sekolah guna mempercepat tercipta sumber daya manusia yang unggul. Kunci keberhasilan program digitalisasi sekolah ada guru menuntut seluruh kompetensinya untuk selalu lebih baik. Guru perlu terus belajar untuk menguasai beberapa sumber referensi sehingga bisa mengarahkan anak didik ke jalan yang benar.

    Portal Rumah Belajar pun mulai aku kenalkan kepada papa sebagai media pembelajaran baru baginya. Sebagai pendidik, Ia bisa memanfaatkan file yang telah diunduh untuk materi pembelajaran di kelas. Beberapa materi bisa dimodifikasi kembali dan cara penyampaian kepada anak didik harus dikreasikan lagi supaya ilmu yang disampaikan akan terasa faedahnya. Semoga saja papaku bisa menjadi bagian dari Guru Penggerak yang menghasilkan generasi unggul demi Indonesia Maju.


Rumah Belajar sebagai portal pendidikan


Menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia … .

Selamat Belajar selamanya!!

Di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar