Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

10 Film Anak Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

Film-anak

            Cerita film Indonesia yang mengangkat kisah tentang anak-anak masih sangat minim terhitung dari awal tahun 2000an. Kisah anak-anak berusia 6-11 tahun jarang terbingkai dalam film. Padahal film anak Indonesia bisa sangat kaya karena lebih banyak pesan berharga dan nilai norma yang mampu disampaikan dalam format audio visual.

         Blogger Eksis telah mencatat hanya ada sekitar 47 judul film anak yang diproduksi pada era milenium ini. Tahun 2011 tercatat ada 11 judul film anak yang berhasil diproduksi. Tapi, cuma 1 atau 2 judul film anak yang tayang pada tahun lain. Bahkan ada tahun yang tak menayangkan film anak sama sekali.

          Miris hatiku saat melihat bilangan kuantitas film anak yang diproduksi oleh sineas Indonesia. Masa putar di bioskop yang terbatas konon menjadi penyebab para produser enggan berspekulasi pada film anak. Penonton anak-anak itu memang biasa datang ke bioskop hanya akhir pekan atau momen liburan saja.

          Belum lagi kendala yang datang dari para pemeran anak-anak itu sendiri. Aktor cilik yang dipekerjakan dalam industri film harus tetap mengutamakan pendidikan sebagai prioritas utama. Maka, proses syuting bisa dijalankan setelah mereka selesai menempuh kegiatan belajar. 

        Untung cerita film anak masih punya banyak harapan. Tren positif terlihat saat banyak ide cerita film anak yang masih bisa digali. Tak perlu memakai sudut pandang anak yang masih cilik, para sineas perfilman Indonesia bisa membuat film anak dari sisi keluarga, sekolah, teman bermain, dan tingkah-tingkah lucu nan polos lain. Tentu semua itu bisa diadaptasi berdasar selera produser dan pasar penonoton. 

  Sebagai referensi tontonan anak yang berkualitas, aku akan mengelompokkan 10 film anak terbaik yang wajib ditonton. Semua film ini telah aku urut berdasar kualitas yang dilihat dari respon positif penonton, penghargaan yang diraih, dan keunggulan-keunggulan sinematografi lain. Film anak Indonesia ini layak dinikmati karena kuat pesan moral yang bisa diteladani dalam kehidupan. Inilah 10 judul film anak terbaik sepanjang masa.

 

1.      Film Laskar Pelangi (2008)

   Penghargaan nasional dan internasional memang layak disematkan untuk film yang diadaptasi dari novel based on true story karya Andrea Hirata. 3 piala untuk predikat Film Terbaik (Best Film) dibawa pulang ke tanah air dari festival bergengsi seperti International Festival of Films for Children and Young Adults (Iran), The Golden Butterlfy Award and Signis Award pada Hongkong International Film Awards 2009, dan Asia Pasific Film Festival 2010 (Taiwan). Cut Mini sebagai sosok guru Muslimah juga sukses mencuri perhatian sebagai Best Actress di Brussels International Independent Film Festival. Ditambah 7 piala dari Festival Film Bandung (FFB) 2009 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji (Cut Mini), Pemeran Pembantu Pria Terpuji (Ikranagara), Penata Artistik Terpuji (Eros Efin), Penata Musik Terpuji (Aksan Sjuman dan Titi Rajo Bintang), Penulis Skenario Terpuji (Jujur Prananto), Sutradara Terpuji (Riri Riza), dan Film Bioskop Terpuji. Penghargaan sebagai film pendidikan juga diberi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI karena Film Laskar Pelangi sukses mencapai film ke-4 dengan perolehan jumlah penonton terbanyak mencapai 4.719.453.

            Film Laskar Pelangi menceritakan 10 anak sekolah dasar di daerah terpencil, Belitung. Di tengah keterbatasan, mereka tetap mengejar mimpi melalui pendidikan yang dijalani dalam keseharian. Ibu Muslimah sebagai sosok seorang guru punya semangat membangkitkan mimpi-mimpi mereka untuk tetap mengejar harapan dengan rasa bahagia. 

 

2.       Film Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara (2016)

            Film ini masih mengusung tema pendidikan bagi anak dari pedalaman. Selain itu, isu agama, ras, dan ketimpangan sosial di daerah timur Indonesia juga diangkat memikat hati para penonton. Perspektif cerita lebih fokus dari sudut pandang guru muslimah bernama Aisyah yang mengajarkan pesan toleransi terhadap anak-anak didiknya tanpa menggurui.

           Laudya-Cynthia-Bella

         Berkat kepiawaian akting Laudya Cynthia Bella diganjar predikat Pemeran Utama Wanita Terfavorit pada ajang Indonesia Movie Actors Awards (IMAA) 2017. Selain itu, penulis skenario (Jujur Prananto) dalam film mendapat 4 piala sekaligus dari ajang FFI 2016, FFB 2016, Piala Maya 2016, dan Usmar Ismail Awards 2017. Tiga piala lain juga didapat untuk kategori:

  • Piala Maya 2016: Aktor Cilik Terpilih (Dionisius Rivaldo Moruk), Penyuntingan Gambar Terpilih (Wawan I. Wibowo), dan Film Bioskop Terpilih (One Production).
  • Usmar Ismail Awards 2017: Film Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Arie Keriting), dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Lydia Kandaou).

 

3.      Film Keluarga Cemara (2019)

            Film anak Indonesia terakhir yang tayang di bioskop pada tahun lalu juga memboyong banyak penghargaan. Meski film diadopsi dari serial TV 90an yang sukses, format layar lebar juga berhasil menjangkau penonton bioskop yang rindu akan cerita tentang Keluarga Cemara. Adapun penghargaan yang didapat untuk film ini, yaitu:

·   FFI 2019: Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (Ginatri S. Noer dan Yandy Laurens)

·     IMAA 2019: Ansambel Terbaik, Pemeran Pasangan Terbaik (Nirina Zubir dan Ringgo Agus Rahman), Pemeran Utama Wanita Terbaik (Nirina Zubir), Pemeran Anak-Anak Terbaik (Adhisty Zara), dan Pemeran Wanita Pendukung Terbaik (Asri Pramawati – Welas).

·    Piala Maya 2019: Film Cerita Panjang Terpilih (Visinema Pictures), Piala Iqbal Rais untuk Penyutradaraan Berbakat (Yandy Laurens), Penulis Skenario Adaptasi Terpilih (Gina S. Noer), Tata Musik Terpilih (Ifa Fachir), dan Aktris Cilik Terpilih (Adhisty Zara), 

         Keluarga Cemara yang dihadapi utang piutang memaksa anak-anaknya harus melewati masa kecil penuh keprihatinan. Nilai kebahagiaan yang sederhana begitu kentara ditampilkan keluarga ini untuk tetap bertahan hidup. Keluarga Cemara berhasil membingkai potret keluarga Indonesia karena harta yang paling berharga adalah KELUARGA.

 

4.      Film Laut Bercermin (2011)

      Berbeda tema dari 3 film di atas, Film Laut Bercermin yang menyentuh isu lingkungan hidup bisa menyampaikan banyak pesan baik terhadap anak-anak Indonesia. Dengan judul asing The Mirror Never Lies, film ini mencatat prestasi Internasional untuk kategori Best Children Feature Film pada ajang 6thAsia Pasific Screen Awards di Australia. Anak dari Garin Nugroho yang menjadi sutradara dalam Film The Mirror Never Lies juga diganjar Bright Young Talent Award di Mumbai Film Festival 2011 dan Best Director di China International Children Film Festival.

      Kamila Andini yang tampil sebagai sutradara muda berbakat juga mendapat apresiasi pada ajang FFI 2011 dan FFB 2012. Adapun penghargaan yang diraih untuk film The Mirror Never Lies, yaitu:

·  Piala Citra 2011: Penulis Cerita Asli Terbaik (Kamila Andini) dan Penata Musik Terbaik (Thoersi Argeswara).

·  FFB 2012: Film Bioskop Terpuji, Sutradara Terpuji (Kamila Andini), Penata Kamera Terpuji (Ipung Rahmat Syaiful), Penata Artistik Terpuji (Tonny, Moti, dkk), dan Poster Film Terpuji.

         Kisah Film The Mirror Never Lies menghadirkan kehidupan anak-anak di tengah isu perubahan iklim dan banyak bencana laut yang dihadapi Indonesia. Latar belakang kehidupan Suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi berhasil dibingkai melalui ritual yang dipercaya menggunakan cermin. Mereka menganggap bahwa cermin bisa melihat apa yang dinanti.

 

5.      Film Sekala Niskala (2018)

     Bertahan pada cerita kearifan lokal, Sekala Niskala mengisahkan kembar buncing yang harus hadapi momen kehilangan. Ada duka, keresahan, dan ikatan kuat saat melihat fenomena kembar buncing tersaji dalam format layar lebar. Latar budaya Bali yang kental visual eksotisnya membuat Film Sekala Niskala berhasil memukau dunia.

      Layak jika film Sekala Niskala mendapat 6 piala sekaligus untuk film terbaik di ajang Internasional seperti Tokyo FILMeX 2017, Asian Pasific Screen Award 2017, Special Jury Award di International Film Festival for Children and Youth Awards, Festival Film Asia Netpac Jogja, International Feature Fiction Competition di Adelaide International Film Festival (Australia) 2018, dan Grand Prize kategori Generation Kplus International Jury untuk film berdurasi panjang terbaik di Berlin International Film Festival 2018.

     Dalam kancah nasional, film Sekala Niskala mendapat Penghargaan Khusus Piala Maya 2019 untuk Film Representasi Budaya, Piala Citra 2018 untuk kategori Pemeran Anak Terbaik (Ni Kadek Thaly Titi Kasih), dan Piala IMA Awards 2018 untuk kategori dan pemenang yang sama.

 

6.      Film Salawaku (2016)

        Film ini berjaya di Tokyo International Film Festival (TIFF) 2016. Selain itu, Film Salawaku juga mendapat anugerah Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016 untuk kategori Film Cerita Panjang Bioskop. Beberapa penghargaan lain diperoleh para sineas di depan dan di belakang layar Film Salawaku, seperti

·     IMAA 2016: Pemeran Wanita Pendukung Terbaik (Raihaanun)

·  Usmar Ismail Awards: Penata Kamera Terbaik (Faozan Rizal)

·   Piala Citra 2016: Pengarah Sinematografi Terbaik (Faozan Rizal), Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Raihaanun), dan Pemeran Anak Terbaik (Elko Kastanya).

            Film anak Indonesia ini bercerita tentang perjalanan seorang anak bernama Salawaku yang mencari keberadaan kakaknya bernama Saras. Setiap visual perjalanannya berhasil menyentuh kalbu karena pesona kearifan lokal begitu kuat. Panorama kekayaan laut Maluku terbingkai indah mengantar para pemeran film Salawaku menjiwai setiap adegan didalamnya.

 

7.      Film Surat Kecil untuk Tuhan (2011)

      Sebagai tahun emas kemajuan film anak Indonesia, Film Surat Kecil untuk Tuhan masuk dalam deret film terlaris kedua penonton terbanyak mencapai 736.181 penonton ditahun 2011. Kesuksesan film karya Haris Nizam ini diawali dengan prestasi The Most Appraised Actress and Script pada 9th Bali International Film Festival 2011(Dinda Hauw & Bebi Hasibuan). Film juga dinobatkan sebagai film yang menginspirasi di ajang BISA Award Season 2 (Be Indonesian Smart & Active). Kesuksesan Film Surat Kecil untuk Tuhan erat kaitan dengan Dinda Hauw yang berani memangkas rambutnya sampai botak. Kepiawaian aktingnya pun diganjar Piala Citra FFI 2011 untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik dan Piala IMA Awards 2012 untuk Pendatang Baru Wanita Favorit dan Pendatang Baru Terbaik.

Dinda-Hauw

         Para pemeran dalam Film Surat Kecil untuk Tuhan didapat dari proses audisi dan casting yang begitu ketat. Film ini mengadaptasi kisah nyata Gita Sesa Wanda Cantika atau yang akrab dipanggil Keke. Ia divonis penyakit kanker sehingga mencuri rasa simpati banyak orang. 

 

8.      Film Rumah Seribu Ombak (2012) 

         Tak ada prestasi Internasional yang didapat oleh film ini. Namun, Film Rumah Seribu Ombak begitu unggul pada tata suara yang mampu memecah gedung bioskop saat penayangannya. Pun film ini memboyong piala pada Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2012 untuk Tata Artistik Terbaik dan Tata Musik Terbaik (Best Visual Art and Best Music Scoring). Selain itu, Piala Citra juga dibawa pulang untuk Penata Suara (Satrio Budiono), Penyunting Gambar (Cesa David Luckmansyah), Penulis Skenario (Jujur Prananto), dan penghargaan khusus Pemeran Anak Terbaik.

    Cerita Film Rumah Seribu Ombak diadopsi dari novel yang ditulis oleh Erwin Arnada. Kisah persahabatan anak antar umat beragama menyisakan momen trauma. Film pun berupaya menyampaikan pesan toleransi antar sesama.

 

9.      Film Jermal (2008)

            Isu pekerja anak yang membanting tulang di atas kapal menjadi topik yang diangkat dalam film Jermal. Anak-anak yang masih di bawah umur harus bertahan hidup terombang-ambing di tengah lautan Sumatera. Masa anak-anak yang gelap juga terungkap karena ada cerita tokoh utama yang harus mencari ayah kandungnya.

      Jermal pun diganjar beberapa apresiasi seperti Skenario Terbaik di Segmen Open Doors pada Locarno International Film Festival 2006 di Swiss, Best Windows on the World Feature Film di Festival Film Afrika, Asia, dan Amerika Latin di Italia tahun 2009, dan IMA Award 2010 untuk Pemeran Anak-Anak Terbaik (Iqbal S. Manurung) serta Aktor Pendatang Baru Terbaik (Chairil A. Dalimunthe).

 

10.   Film King (2009)

     Film anak Indonesia yang masih menampilkan anak-anak berbakat seusianya ditunjukkan dalam Film King. Kepiawaian tim produksi di depan dan dibalik layar mendapat apresiasi penghargaan. Sebut saja, penghargaan pada FFB 2010 untuk Pemeran Anak Terpuji (Rangga Raditya), Pemeran Pembantu Pria Terpuji (Mamiek Prakoso), dan Sutradara Terpuji (Ari Sihasale). Selain itu, keunggulan musik dalam Film King juga mendapuk Titi Rajo Bintang dan Aksan Sjuman sebagai Penata Musik Terbaik pada FFI 2009.

    Film King mengisahkan seorang anak bernama Guntur yang ingin menjadi juara dunia dalam olahraga bulutangkis. Cita-citanya ingin diraih karena teladan dari idola sekaligus ayahnya, Liem Swie King. Walau ada kendala dan keterbatasan yang harus dihadapi, Guntur tak gentar berjuang mendapat beasiswa pendidikan untuk jadi atlet bulutangkis kebanggaan. 

 

          Dari 10 film di atas, kita bisa lihat bahwa tema pendidikan, keluarga, isu lingkungan, dan perjuangan untuk gapai impian menghiasi film-film anak terbaik di Indonesia. Perspektif dari guru, orangtua, anak-anak, dan lingkungan maupun tradisi budaya yang tercipta mampu merangkai cerita secara utuh. Ada pesan moral yang berhasil disampaikan untuk diambil pembelajaran berharga bagi anak-anak yang menontonnya.

     Semoga saja semakin banyak sineas perfilman Indonesia yang mau memproduksi film-film anak yang semakin langka. Film anak Indonesia harus tetap hadir di tengah gempuran film animasi dan komik yang begitu mudah merasuki anak-anak. Sempatkan waktu untuk menonton film Indonesia bersama keluarga dan petik hikmah dari setiap tontonannya. 


~ Bangga Film Indonesia ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar