Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Film Perahu Kertas 2 yang Melarung Kebebasan Hati

Ulas Film Perahu Kertas 2

Konon hati itu tak perlu memilih karena hati akan tahu kemana harus berlabuh
     Sejak Film Perahu Kertas 1, Kugy si mahasiswi Fakultas Sastra sudah hadir sebagai sosok pemimpi yang cukup eksentrik. Imajinya begitu brilian. Ia suka melarung perahu kertasnya yang berisi harapan hatinya yang ingin disampaikan terhadap Neptunus. Dengan menempelkan dua jemari di kepalanya yang seakan menjadi radar, Ia selalu menyebut dirinya agen Neptunus.
     Cerita mengalun berupaya dekat dengan novelnya. Kugy dan Keenan hanya tertarik melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuh saat bertatap muka. Konektivitas hati hadir seketika itu juga. Kedekatannya yang sering bersama membuat mereka jatuh cinta tanpa mengungkap rasa.

Maudy Ayunda dalam Film Perahu Kertas 2

         Adegan Film Perahu Kertas 2 dibuka dengan reuni tanpa sengaja dipernikahan Noni dan Eko. Tapi, semua tampak biasa saja padahal mereka sudah lama sekali tak bertemu. Kugy dan Keenan pun memutuskan untuk liburan bersama demi lepas kangen diantara mereka.
     Hanya saja pertemuan itu singkat. Kugy kembali lagi ke kantor dan harus berhadapan dengan atasan sekaligus pasangannya, Remigius Aditya. Hubungan dari sekadar staf dan pimpinannya, belanjut pada jalinan percintaan dan pertunangan. Remi yang mapan dan ganteng tentu menjadi incaran rekan kerja lain di perusahaan advertising itu.
     Sementara Keenan kembali ke Bali menemui Luhde Laksmi. Perempuan Bali yang pemalu, bijak, dan anggun berhasil memikat hati Keenan. Jalinan asmara yang kadang dipisahkan jarak itu semakin tak terasa karena mereka anggap sudah saling terkoneksi satu sama lain. Dibalik kisah asmaranya, hadir pula Banyu sebagai orang ketiga sekaligus pria Bali yang mengagumi Luhde dalam diam.
     Bertahan atau melepas? Pilihan itu yang dihadapi Kugy dan Keenan. Sampai mereka mendapat pelajaran bahwa hati itu tidak memilih, tapi dipilih.

     Ini hidup bukan dongeng
    Berani jujur sama diri sendiri itu baik
    Berani jujur sama orang yang disayangi tentu apik

     Perjalanan cinta Kugy dan Keenan yang melarung hatinya masing-masing jadi realita dalam kisah percintaan anak manusia pada kehidupan nyata. Pendam rasa, jatuh cinta, sakit hati, dan berlabuh menemukan cinta sejati. Ada harapan yang masih datang dan hal itu tak pernah hadir terlambat mengisi kekosongan.

     Hidup yang cuma sekali hanya mencoba berputar. Kadang putaran itu memaksa kita lewati ragam cobaan sampai kita membohongi diri sendiri bahwa apa yang kita pilih kadang tak sesuai dengan keputusan hati. Film Perahu Kertas 2 pun hanya membuat penonton larut pada alunan musik dan orisinal soundtrack yang mengalir pas menghias visual.

     Grafik dan intensitas konflik pada Film Perahu Kertas 2 masih bertahan sama dengan prekuelnya. Perahu kertas masih terombang-ambing di atas air dan bebatuan. Pakem yang digunakan tak ada bedanya.
     Hal yang lebih parah yaitu saat perkembangan karakter tak sesuai dengan latar waktu yang dibuatnya. Tahun demi tahun yang berganti tak membuat ada pergerakan atau perubahan dari penampilan para pemain. Tua itu pasti dan seiring proses yang dilalui seharusnya ada sesuatu yang diganti. Tata artistik, tata busana, dan tata rias tak berhasil berkolaborasi menyatukan visi misi dalam film Perahu Kertas 2.
   Ada juga singgungan adegan tentang Sekolah Alit yang digusur oleh para penguasa, tapi hal itu tetap tak bisa menyelamatkan cerita. Semua cerita Jenderal Pilik dan Pasukan Alit bisa saja dihilangkan dari awal karena memang porsinya tak menjadi andil dalam fokus film yang dibentuk. Ceritakan saja Kugy yang harus konsentrasi dengan gelar sarjana untuk meraih apa yang dia inginkan.

   Adegan-adegan lain terasa hilang begitu saja padahal cukup mendukung bila dieksplorasi lebih lanjut. Seperti project buku dan ilustrator yang mereka garap berdua dan simbol K yang justru memang seharusnya menjadi unsur pengulangan yang diagungkan. Seharusnya, akhir cerita film tak perlu mengalir sampai happy ending.

     Adegan memoar yang paling bisa dinikmati yaitu saat Remi memutuskan Kugy di pesisir pantai. Keretakan hati seolah hancur berkeping-keping. Terungkap pula cara berterima kasih hanya karena merasa utang budi. Emosi sesaat muncul dan begitu mengena terhadap penonton.
     Dari jajaran pemain, tetap tak ada yang menonjol. Fauzan Smith masih mencuri perhatian dan mengingatkanku pada aktor berbakat seperti Fauzi Baadila. Sayang sekali sepertinya aktor-aktor berbakat itu sudah jarang muncul lagi di layar kaca atau layar lebar.     

   Pada akhirnya, penonon akan tahu mana yang realistis, mana yang sekadar dongeng. Penonton bisa menebak dimana perahu kertas berlabuh. Perahu itu telah membawake jujuran hati dan keterbukaan perasaan yang terhalang oleh perasaan. Perahu terseok karena perasaan-perasaan tumbuh tanpa cinta, saling membohongi, dan pura-pura bahagia.
     Intinya Film Perahu Kertas ingin mengungkap siapa saja berhak untuk mendapat kebebasan hati. Tapi, ada perjuangan yang harus dihadapi karena kita kadang selalu dipaksa tidak menjadi diri sendiri. Filosofi pemikiran atau keadaan lebih sering meracuni perasaan sebelum perasaan itu dicurahkan dalam bentuk tindakan.
Poster Film Perahu Kertas 2 karya Hanung Bramantyo

     Biarkan cintamu mengalir seperti air dan biarkan Tuhan menentukan dimana cinta itu akan bermuara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar