Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Kejujuran Berawal dari Ketahanan Keluarga

Pemain Film Sebelum Pagi Terulang Kembali
Keluarga Yan dalam Film Sebelum Pagi Terulang Kembali
(sumber: media sosial @SPTKthemovie)

Apa jadinya jika dalam keluarga kita ada yang terlibat korupsi? 
Kehancuran atau kebaikan yang akan didapat ke depan??

       Keharmonisan yang hangat dalam keluarga Yan mulai luntur. Anak-anaknya menjadi korban sirkus politik yang dikendalikan oleh orang diluar keluarga itu. Anak-anaknya berubah setelah merasa dewasa dan lebih sering mengambil keputusan sendiri. Mereka punya kepribadian yang kadang tak menjadi bagian dari karakter orangtuanya. Ibarat kalimat bijak yang diungkap Kahlil Gibran “Anakmu bukanlah milikmu

       Keluarga itu seolah memiliki ‘bom waktu’ yang bisa meledak kapan saja. Yan dan Ratna sebagai orangtua hanya bisa terlihat pasrah. Masalah-masalah lain atas nama cinta yang dihadapi anak-anaknya juga mencuat ke permukaan. 

       Keluarga Yan yang dianggap bermartabat pun jatuh reputasinya. Nestapa keluarga Yan semakin terbentur pada profesi-profesi yang dijalankan oleh orangtua di luar rumah. Yan mengabdikan diri sebagai ASN yang jujur dan Ratna bekerja sebagai dosen filsafat. Idealisme hidup sederhana dan integritas esensi kebenaran yang mereka terapkan dipertaruhkan saat godaan uang datang membiasakan hedonisme anak-anaknya.

     Masalah demi masalah dari keluarga perlahan dibedah dan dijahit kembali menjadi adegan yang butuh titik konklusi tanpa impresi menggurui. Keluarga Yan semakin remuk saat Eyang Soen meninggal dunia. Ibu dari Yan ini dianggap sebagai tempat mengadu semua anggota keluarga yang telah menjaga, menemani, dan mengingatkan dalam kebaikan. Ambruknya kesehatan Eyang membuat keluarga Yan tak punya lagi benteng berpikir realistis.
adegan film Sebelum Pagi Terulang Kembali

       Uang dan kekuasaan menembus ketahanan keluarga Yan yang bersahaja. Nilai-nilai dalam keluarga untuk hidup apa adanya runtuh seiring terbongkar tipu muslihat disekitar mereka. Penonton diajak memahami bahwa manusia hanya sekumpulan nilai-nilai dari onggokan tradisi dan teori. Nilai tersebut ditentukan oleh agama, kebudayaan, dan asas pada diri sendiri. Kapabilitas dan konsekuensi pun harus dihadapi keluarga Yan.

       Berani jujur itu hebat! Ketahanan keluarga yang semestinya membawa pada kebahagiaan hakiki diakhiri dengan permintaan maaf. Kesalahan dari anak-anak membawa pada satu pelajaran bahwa apa yang ditanam, hal itu yang akan dituai. Sebuah pengalaman empiris yang berhasil menyadarkan kita untuk ‘lakukan hal baik kepada sesamamu atas apa yang ingin kamu dapatkan kebaikan dari mereka’. 

       Peran keluarga sangat penting untuk membentuk karakter anak-anak sejak dini. Orang tua harus bisa menyikapi setiap keputusan yang diambil oleh anaknya dan bersikap terbuka terhadap pemikiran atau keinginan dari anak-anaknya. Dari sisi anak, kita juga wajib meneladani kepribadian positif orang tua yang berupaya mengajarkan kebaikan bagi anaknya.

       Orang tua dapat menjadi inspirasi fundamental bagi tumbuh kembang anak. Berarti, anak harus memiliki ruang, waktu, dan kesempatan untuk berbicara dari hati ke hati dengan orang tuanya. Masing-masing anggota keluarga menjadi tiang penyangga bagi yang lain. Pola komunikasi tersebut dibutuhkan untuk membangun pondasi trust dalam keluarga. Bentuk interaksi dan relasi di dalam keluarga bisa membawa pada pola pikir yang lebih dewasa dan menjunjung tinggi bahwa ketahanan keluarga ialah segalanya.

       Film Sebelum Pagi Terulang Kembali menjadi refleksi bahwa di dalam keluarga birokrat yang bersih bisa tertanam mata rantai korupsi. Layak bila film ini ditonton bersama keluarga supaya tertulari virus semangat anti korupsi yang sering digaungkan di atas kekuasaan. Resapi kembali fungsi dari sebuah keluarga agar tak membawa petaka. Niscaya, ketahanan keluarga akan menyentuh sanubari kita untuk mengawali kejujuran dari rumah saja.

Poster Film Sebelum Pagi Terulang Kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar