Teater seolah menjadi pusat atau gabungan dari bentuk-bentuk seni seperti seni peran, seni musik, seni tari, seni artistik, seni rias, dan seni-seni lainnya. Pertunjukan teater merupakan aktivitas seni yang melibatkan kolaborasi banyak pihak. Saat ini, Blogger Eksis sedang terlibat berproses bareng Teater Confeito yang terdiri dari lintas generasi dan lintas profesi.
Semua ini berawal dari momen buka puasa
bersama alumni Teater Air SMA Negeri 33 Jakarta Barat beberapa bulan lalu. Ada
keinginan terbesit untuk kembali naik panggung teater dalam benakku. Keinginan
itu aku sampaikan pada teman-teman lain, terutama pada pelatih teater masa SMA
dulu yang sering dipanggil Koko.
Si pemilik nama lengkap Heri Purwoko atau
yang sering dikenal dengan nama pena Heriko atau Hijau Pupus ini mulai merespon
keinginan teman-teman yang mau berproses kembali untuk pentas. Ia berupaya
merampungkan sebuah naskah surealis berjudul “Gelombang, Gelembung, Lumbung”
pada bulan Juni 2022. Meski awalnya banyak teman-teman yang menginginkan naskah
realis, selama bulan Juli akhirnya kami melalui proses bedah naskah melalui zoom
meet. Keputusan mufakat pun diambil setelah makna dari naskah ini
disepakati dan kami memutuskan untuk komitmen mempersiapkan pentas dalam mengikuti
Festival Teater Jakarta Barat tahun 2022.
Awal Agustus, Koko mulai mengajak temannya yang
alumni Teater Kanvas untuk mendampingi proses latihan kami. Ternyata ada kak
Ledy Yoga yang juga pernah bergabung bareng Teater Koma untuk menjadi
koreografer dalam pementasan ini. Sejujurnya, aku sangat bangga bisa dibekali
oleh sosok Kak Yoga yang profesional selama proses latihan. Ia selalu mampu
memberi ruang berpikir pada aktor untuk menentukan motivasi apa dalam setiap
pengadeganan atau penokohan yang digarap. Logika berpikir pun terus digali
karena Ia beranggapan bahwa kami akan menghadirkan pertunjukan eksploratif yang
multi tafsir.
![]() |
Proses latihan teater di GOR Bulungan bersama Kak Yoga |
Pertunjukan teater Gelombang, Gelembung,
Lumbung berkisah tentang alur perjalanan hidup kita sebagai manusia yang begitu
sulit ditebak. Kita terkadang rapuh, sesekali kekanakan, tapi seringkali butuh pelukan.
Sementara kita terus butuh energi yang memberi tenaga untuk bertahan hidup dan
berhasil melewati semua permasalahan.
Di awal, aku juga sudah dipercaya Koko
sebagai asisten sutradaranya. Meski aku sempat menolak tapi Ia yakin aku bisa. Salah
satu tugasku yaitu menyusun jadwal latihan dan mencari tempat latihan yang
nyaman. Sungguh! Ini tugas yang berat mengingat masing-masing pemain dan tim
produksi yang terlibat pada pentas kali ini punya masing-masing kesibukan
diluar teater dan domisili yang berjauhan.
![]() |
Pekan awal latihan malam di hutan alam Gelora Bung Karno (GBK) |
![]() |
Ekspresiku saat latihan sampai larut malam dan lokasinya terlalu jauh dari rumah |
Waktu latihan terus berputar. Beberapa
kali, kami mencoba untuk latihan dari mana saja melalui zoom meet tapi
terasa kurang efektif. Tempat latihan juga terus berganti mulai dari Gelora
Bung Karno (GBK), Kantor RRI Radio Dalam, Taman Ismail Marzuki (TIM), GOR
Bulungan, sampai Auditorium Gelanggan Remaja Jakarta Barat di Grogol. Jam latihan
pun terpaksa dilakukan malam sesuai dengan waktu pulang kerja dari
masing-masing pemain.
Sampai tiba saatnya tanggal 22 Agustus 2022,
Teater Confeito harus ikut parade dan diskusi teater (Paradiste). Pada kesempatan
ini, kami hanya menampilkan 50% pertunjukan dan pemaparan konsep naskah maupun
gaya penyutradaraan. Tak diduga, semua pengamat dan perwakilan dewan juri yang
hadir pada hari itu menyukai konsep pertunjukan yang kami bawakan.
![]() |
Harapan Confeito dibangkitkan dari sini untuk menampilkan yang TERBAIK |
Mereka melihat dari segi manajemen produksi
teater dan tim terlihat KOMPAK padahal koplak. Keaktoran juga sudah terbentuk meski yang
tampil hanya sebatas babak 2 dan babak 3 saja. Semua yang hadir hari itu
menaruh harapan besar pada Teater Confeito sebab konsep pertunjukan yang dipersembahkan bagai pentas teater teror mental yang sering diterjemahkan dari lakon-lakon
karya Putu Wijaya. Para pemeran pun punya tantangan tersendiri untuk
menyampaikan setiap unsur yang ada dalam naskah dan memaknai secara semiotik
kepada penonton.
Optimisme mulai muncul saat itu untuk
menguatkan kembali konsep dan menerjemahkan pertunjukan dalam bentuk memukau di
atas panggung. Latihan makin intensif dilakukan setiap hari. Ketubuhan pun
makin digali seiring dengan bertambahnya satu pemain yang membawa keajaiban
bagi Teater Confeito. Panggil saja, Ia dengan sebutan Kak Hikmat Usman.
![]() |
KEAJAIBAN itu datang saat kak Hikmat terlibat ambil peran |
Sebagai
teman si Koko yang juga jebolan Teater Kanvas, Ia sangat jago sekali dalam hal
olah tubuh. Untuk mendalami suatu karakter, Ia juga mampu menghayati setiap
gerak gerik dengan detil. Maka, persepsiku saat bertemu pertama kali dengannya
yaitu “Kak Hikmat itu orangnya TEATER BANGET!”
Kak
Hikmat memberi letupan-letupan baru bagi proses Confeito. Ia pun dipercaya
untuk memainkan 3 tokoh sekaligus untuk babak 1, 2, dan 4. Kak Hikmat berperan
sebagai gelembung 3 pada babak 1, sebagai angin pada babak 2, dan sebagai ayam
pada babak 4. Semua perannya dimainkan dengan totalitas akting yang menunjang
pemeran lain.
Sebelum atau sesudah latihan,
kami memutuskan untuk makan bareng untuk bangun chemistryBersama pimpinan produksi yang sudah mengawal kami sejak awal BERPROSES
Tibalah Minggu, 4 September 2022 menjadi jadwal pentas Teater Confeito dihadapan juri dan para penonton. Banyak cerita yang sebenarnya membuat dag dig dug jelang pentas. Bukan soal demam panggung, tapi ada salah satu pemain inti yang justru baru datang jam 17:30 WIB. Sungguh! Gladi resik 2 jam sebelum pentas hampir membuat semua waswas.
Jam 20.00 WIB, Gong ketiga dipukul dan menjadi pertanda bahwa pertunjukan sudah dimulai. Semua pemain sudah siap diposisinya masing-masing. Dialog realis terdengar memenuhi ruangan seiring suara hujan yang terus menggelegar di luar ruangan. Ah, durasi pertunjukan sekitar 45 menit tak terasa. Semua penonton pulang dengan memaknai simbol-simbol yang ada di atas panggung. Ada yang puas dan ada juga yang masih bertanya-tanya tentang cerita apa yang baru saja dilihatnya.
![]() |
Aku sebagai lelaki yang kekanakan (Babak 1) |
![]() |
Scene stealer: Angin dan perempuan tua (Babak 2) |
![]() |
Ayam yang menghancurkan gelembung (Babak 4) |
Setelah
berkemas, kegiatan hari itu tak berakhir di atas pentas. Semua pemain dan tim
produksi yang terlibat harus duduk bareng untuk mendapat evaluasi dari pengamat.
Hadir sosok aktor berbakat, Bang Joind Bayuwinanda. Ia melihat dunia surealistik
yang dihadirkan Confeito telah dimasuki oleh teks dan tubuh aktor. Pertunjukan dengan
unsur semiotik bak sihir, sulap, atau akrobat di atas panggung yang membius penonton
dengan dominasi dari kalangan emak-emak.
Naskah,
aktor, dan sutradara sudah siap. Maka, ketika itu pertunjukan harus diwujudkan.
Semua seperti menghadapi dunia yang masih kosong sehingga harus diisi dengan
tubuh dan kata. Aktor kini tak lagi berhadapan dengan dirinya sendiri melainkan
dengan panggung. Menjadi identitas lain dimana gerak sampai suara berubah menjadi
bahasa. Ketika mata aktor terbuka, mata itu sudah menyampaikan dunia lain
kepada penonton lewat pengalamannya, kesedihannya, kesepiannya, kerinduannya,
atau proses pencarian kesamaan terhadap sesuatu yang tidak tahu namanya. Tubuh
mereka dari otot sampai warna suara betul-betul hanya representasi tubuh orang
muda. Persiapan proses latihan yang panjang nyatanya bisa menghasilkan
pertunjukan yang memuaskan.
12
September 2022 menjadi hari yang menentukan bagi 8 kelompok teater yang sudah
mengikuti Festival Teater tingkat Jakarta Barat tahun ini. Alhamdulillah,
Teater Confeito berhasil meraih 2 piala (Grup Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik)
dan 7 nominasi (Sutradara terbaik, naskah terbaik, penata cahaya terbaik,
penata musik terbaik, penata artistik terbaik, pemeran utama pria terbaik, dan
pemeran wanita terbaik). Dengan begitu, Teater Confeito berhak melaju ke babak
final Festival Teater Jakarta (FTJ) ke-49 tahun 2022 yang akan berlangsung dari
tanggal 1-9 Oktober 2022 di Taman Ismail Marzuki.
![]() |
SELAMAT MERAYAKAN FINAL FESTIVAL TEATER JAKARTA |
This first hand behind the scene is very insightful. Thanks a lot for sharing!
BalasHapusAda video pementasannya mas? Mungkin ada di youtube? Penasaran pengen nonton saya.
BalasHapusSelamat ya! Semoga semakin sering ada pementasan seperti ini.
BalasHapusDua jenis kesenian yang aku suka, seni tari dan seni rupa, seni rupa masuk teater juga kan?
BalasHapusDengan adanya pementasan ini, harapannya semakin banyak anak muda yang menyukai kesenian teater agar lebih mengenal budaya juga kan? Karena sering kali kalau pementasan teater pasti ada sangkut paut ke budaya.
Kalau bisa share juga link yang bisa ditonton mas. Ini tulisan yang oke. Membuat para penggemar teater bakal bangga dan senang.
BalasHapusSila berkunjung ke blog saya jg mas. www.gaetin.com
jujur saya lebih menyukai teater dari pada tontonan drama. Sepertinya jalan cerita di teater lebih logis dibanding drama. Banyak filosofi hidup yang bisa diambil dan direnungkan setelah menonton teater
BalasHapusApakah saat ini seni teater masih dilirik anak muda ya kak? Anyway, salut sama dedikasinya mempertahankan kesenian teater.
BalasHapusWaah seru bangettt! Kereen. Thanks ka sudah sharing
BalasHapuswah selamat ya dapat 2 juara, baru tahu dibalik layarnya, ternyata perjuangannya ya sesuatu banget, tapi terbayar kan ya dengan penonton yang puas melihatnya
BalasHapusSeru sekali. Behind the Scane Teater seseru itu yaaa. Jadi ingat waktu kuliah ngurus acara Teater Antarbangsa bareng mahasiswa dari Malaysia.
BalasHapusPersiapan yang matang pasti membuahkan hasil yang baik. Selamat ya untuk presentasinya.
BalasHapusIkut senang dengan hasil jerih payah latihannya berupa deretan penghargaan untuk Teater Confeito yakni meraih 2 piala (Grup Terbaik dan Aktor Pendukung Terbaik) dan 7 nominasi (Sutradara terbaik, naskah terbaik, penata cahaya terbaik, penata musik terbaik, penata artistik terbaik, pemeran utama pria terbaik, dan pemeran wanita terbaik).
BalasHapusIni sungguh luar biasaaa...
Semangat untuk next chapter yaah..
Ditunggu ceritanya lagi.
Wah, saya dah lama nih gak nonton teater. Boleh nih jadi wishlist tontonan
BalasHapusUntuk sebuah pementasan yang singkat, ternyata perjuangan untuk persiapan nya luar biasa lama yah.
BalasHapusselamat ya, semoga kedepan pementasan yang kaya gini bisa keulang lagi dengan hasil yang lebih memuaskan,
BalasHapus