Film dari Korea yang berjudul Exhuma masih diminati
penonton bioskop Indonesia dengan menjangkau 1.700.000 penonton per Sabtu (16/3).
Lantaran film ini tak hanya menyajikan kisah horor semata, tetapi juga ada
sejarah luar biasa yang pernah terjadi di sana saat Jepang menjajah Korea. Film
ini pun mengukuhkan diri sebagai film terlaris di Indonesia mengungguli
Parasite.
Unsur spiritual dan mistis yang menegangkan dari Korea Selatan dalam film ini mengundang banyak tanda tanya. Daya pikat dari para pemeran seperti Choi Min Sik, Lee Do Hyun, Kim Go Eun, dan Yoo Hae Jin juga menjadi alasan film Exhuma begitu diminati. Blogger Eksis dan teman-teman sepakat nonton bareng film Exhuma pada 13 Maret 2024 di Cinema XXI Blok M Square, Jakarta Selatan.
Film
Exhuma bercerita tentang eksorsis yang dilakukan ahli fengshui dan sepasang
dukun yang harus menggeser kuburan leluhur dari keluarga kaya raya dengan cuan
yang berlipat ganda. Terbagi dalam 6
babak penceritaan: Bab 1 (Panggilan dari Kuburan), Bab 2 (Kuburan tanpa Nama),
Bab 3 (Roh), Bab 4 (Penguburan Ganda), Bab 5 (Ilusi), dan Bab 6 (Pasak Besi). Masing-masing
bab menyiratkan kisah sejarah yang dipandu Jang Jae Hyun dari kursi sutradara
untuk hadirkan horor okultisme yang tak biasa.
Awal mula keluarga ekspatriat Korea kaya raya bernama Jeon Jin-gi, yang tinggal di Los Angeles (AS) mengalami teror mistis. Jin-gi dan ayahnya sering dengar teriakan minta tolong, sedangkan anaknya yang baru lahir tak pernah henti menangis. Kondisi demikian membuat sepasang dukun muda Bong Gil (Lee Do-Hyun) dan Hwarim (Kim Go-Eun) diberi tugas menelusuri misteri kematian kakek moyangnya dahulu.
Kuburan tanpa nama mulai dicari dan digali. Ternyata ada arwah dari buyutan Jin-gi yang masih gentayangan. Dukun muda pun meminta bantuan Kim Sang-deok (Choi Min-sik) dan ahli kubur Ko Young-Geun (Yoo Hae-Jin) untuk lakukan penggalian lebih mendalam atas misteri yang tak mempan terpecahkan akal pikiran. Keempat tokoh tampil memimpin cerita paling depan.
Representasi
dukun korea (shamanisme), kuburan kontemporer, dan ritual memasukkan roh dalam
jiwa-jiwa orang yang masih hidup mengisi visualisasi dengan kuat. Tanpa harus hadirkan
hantu, setan, dan jin yang menakutkan, film Exhuma lebih menekankan pada unsur
cerita lokal yang khas penuh ketegangan. Lokasi kuburan menjadi titik temu para
karakter didalamnya. Ada rahasia dan perlawanan terhadap supranatural yang tangguh dalam proses pemindahan jenazah yang sudah terkubur lama.
Lokasi syuting sengaja
dipilih latar bukit dan hutan yang sering dijadikan tempat untuk mengubur mayat
di Korea. Konon masyarakat Korea percaya bahwa jiwa yang meninggal akan kembali
ke tanah (pada alam dan kebebasan). Inilah yang menjadi alasan lokasi dari
kuburan berada di dataran tinggi tersebut.
Kepercayaan
terhadap kekuatan gaib yang dapat dikuasai manusia atau yang dikenal dengan
istilah okultisme dimulai. Sepasang dukun, ahli fengshui, dan penggali kubur mulai
pegang kendali. Mereka harus adakan ritual baca mantra terhadap benda-benda
yang diyakini punya kekuatan supranatural, termasuk makhluk hidup di sekitar seperti
babi. Simbol-simbol dan hentakan musik hadir warnai visual ritual bedah mayat yang diyakini agama
Budha tersebut.
Dari sekian banyak kisah, ada hal yang sedikit mengganjal atau
plot hole versiku untuk film ini. Cerita tentang perampok kuburan atau
orang-orang yang berani congkel peti mati kurang digali lagi. Padahal kalau harta
didalam peti dibahas mungkin bakal menambah bumbu yang bisa dinikmati penonton
lebih lanjut. Film hanya fokus pada sisi penggalian kuburan (exhumation) sesuai
judulnya. Setelahnya, film seolah sajikan misteri-misteri dari hantu peti mati
yang gentayangan kemana-mana.
Untungnya film berani ungkap sisi sejarah anti-Jepang meski
hadir dari simbol-simbol penuh catatan historis. Cerita invasi Hideyoshi Toyotomi ke Korea Joseon pada abad ke-16 disinggung. Ada
komandan perang Jepang yang berhasil menebas kepala 10.000 prajurit Korea pada
masanya. Jelang berakhir perang, komandan itu berhasil dikalahkan.
Konon kekalahan itu
ada peran Gisune, biksu yang bisa menjadi siluman rubah yang gunakan ritual
ilmu hitam dengan bakar sebuah katana yang dimasukkan ke mayat sang komandan. Jasadnya
dimasukkan ke dalam peti kayu dalam posisi berdiri dan dililit kawat berduri.
Fungsi ritual ini untuk ciptakan pasak besi berenergi jahat yang merusak
fengshui semenanjung Korea. Akibatnya, dua negara di semenanjung itu terbelah
dan jasad sang komandan dikubur persis di perbatasan Korea Utara dan Korea
Selatan. Itulah makna pasak besi atau frase "Rubahnya melukai punggung
Harimau" yang dimiliki film Exhuma. Harimau itu lambang bangsa Korea
sejak dulu dan Gisune dianggap siluman rubahnya.
Parade horor menjelma ke dalam ritual bongkar makam. Ini sebagai simbol sejarah kelam yang traumatis dan telah terkubur lama. Ceritanya kadang diwariskan dari generasi ke generasi saja padahal Exhuma menyiratkan sisi nasionalisme dari bangsanya sendiri. Ada penjajahan kejam atau kejahatan atas nama kemanusiaan yang jadi kisah horor penuh teror. Dahulu, kisah sejarah sengaja ditutupi tapi kembali dirangkai dalam 6 bab film ini.
Film Exhuma diperkaya pada pilihan shot yang merekam sesuatu yang jahat lewat bayangan pada kaca. Gangguan demi gangguan yang dialami masing-masing keluarga seperti teror begitu cepat hadir saat peti mati terbuka. Satu per satu anggota keluarga pun dijemput ajalnya. Perlahan tapi pasti, penonton seolah ikut menyaksikannya.
![]() |
Yoo Hai-Jin dalam film Exhuma |
Dari sisi
pemeran, hampir semua karakter tampil meyakinkan. Penulis suka dengan akting
dari aktor pendukung Yoo Hai-Jin yang punya ekspresi penuh keraguan tapi mengumpulkan
kepingan misteri bersama Choi Min Sik sebagai pakar fengshui. Sementara aktor
korea lain yang biasanya selektif dalam pilih peran seperti Lee Do Hyun juga
tampil dengan fisik bertato yang menghiasi seluruh tubuhnya. Didukung Kim Go
Eun saat melakukan ritual yang begitu keren.
Komposisi pemain dan variasi shot berhasil membingkai elemen mistis cerita rakyat Korea Selatan, fengshui, paranormal, dan skeptisisme kalangan elite terhadap sesuatu yang gaib. Dibalik semua itu, cerita sejarah perang Korea dan Jepang hadir melalui simbol yang memaksa penonton untuk paham seperti apa kisah yang pernah terjadi masa lampau. Teror penjajahan Jepang di Korea membuat film Exhuma makin menegangkan sebagai tontonan di bulan Ramadan.
Ini film tuh suka trending pembahasannya di X, tapi saya belum pernah cari tau detail ceritanya. Pas baca artikel ini saya malah jadi penasaran sama filmya. Masih ada gak yaa jadwal tayangnya atau udah ada di OTT juga? Soalnya udah beberapa bulan lebih nyaman nonton dari rumah rumah.
BalasHapusMasih tayang untuk beberapa bioskop, Mas. Coba cek dulu saja showtime'a ke situs web CGV atau XXI.
HapusWah ini sangat disayangkan, karena saya melewatkannya di saat awal bulan puasa lalu. Adik saya nonton ini, katanya bagus. Sekarang tinggal cari deh via online nya yang legal nonton di mana. Masuk list film yang wajib saya lihat ini.
BalasHapusSepertinya belum diputar via platform OTT. Coba sempatkan nonton di bioskop saja mumpung belum turun layar, Kak.
HapusWah, keknya seru nih. Tapi tbh saya agak gimanaaa gitu kalau ntn film serem tuh. Moga2 kelak bisa berani ntnnya
BalasHapusCerita horornya bukan seram karena hantu yang menakutkan sih sebenarnya. Jadi ga masalah kalau kak Pipit penakut sekalipun.
HapusKerumitan kisahnya karena menyentuh sisi-sisi sejarah ini mengagumkan yaa.. Aku salut juga nih, karena sutradaranya bisa bekerjasama dengan baik padahal Jepang - Korea kalau boleh dikatakan masih ada luka yang belum kering.
BalasHapusNah, itu dia. Luka yang belum kering sepertinya menambah rumit sisi historis dalam film asing ini ya..
HapusHantu di luar negeri itu tak harus seram lebay seperti hantunya di Indonesia tapi tegang dan merindingnya tak kalah hebat ya... Itulah kelebihan film horor luar negeri. Apalagi ini negara Jepang dan Korea, negara kiblat generasi muda bangsa saat ini
BalasHapusBegitulah. Tanpa harus ada pemeran yang berperan jadi hantu gentayangan, elemen horor exhuma bisa membuat bulu kuduk merinding..
Hapusmenurut saya film Exhuma ini sangat menarik sekali. walopun jujur saya kurang paham dengan alur ceritanya hehe. jujur saya tertarik buat nonton exhuma ini karena baca reviewnya. tapi rupanya ada info yang terlewatkan kalo sebaiknya sebelum nonton ini kita cari tau dulu info seputar sejarah antara Korea dan Jepang terlebih dulu, biar ga terlalu blank hehe.
BalasHapusSama kak Sarah. Aku juga bukan penikmat film asing, pas diajak teman untuk NoBar dan cari tahu tentang filmnya barulah paham seperti apa kisah penjajahan bisa tersajikan.
Hapusbtw ini film bukan series ya? baru pertama kali dengar ceritanya. agak horor ya? apakah ada session pembataiannya? mengerikan sih kalo iya
BalasHapusLebih ke film dengan nuansa horor tapi bukan sesi pembantaian. Lebih mengarah ke ritual" seperti adegan kerasukan dan sebagainya..
HapusMembayangkan mau nontonnya kok ada rasa takut juga tapi cukup ramai dibincangkan di medsos. Bahkan rata-rata teman saya udah pada nonton, hmm jadi makin penasaran deh.
BalasHapusGak perlu takut untuk nonton film horor ini karena penonton justru bukan untuk ditakut-takuti seperti kebanyakan film horor Indonesia.
HapusTerima kasih untuk sinopsis Exhuma. Tidak heran filmnya laris karena film Korea ini berdasar kepercayaan masyarakat dengan latar belakang sejarah.
BalasHapusIya, betul. Sampai sekarang juga layarnya masih bertahan di bioskop. Konon sudah 2,6 juta penonton di Indonesia yang lihat film ini.
HapusWah ternyata seru ya film Exhuma pas tahu ada film ini dan jadi bahan perbincangan pengen nonton cmaa ragu2 akhirnya malah bablas gk nonton karena temanya agak horor
BalasHapusHorornya bukan yang menakutkan kok. Mungkin lebih seru kalau bisa NoBar sama teman-teman ke bioskop.
HapusAaah..aku penasaran pengen nonton. Ini masih di bioskop ya kak? Aku nunggu nanti tayang di aplikasi aja ah..
BalasHapusSampai hari ini, aku cek jatah layarnya masih ada di bioskop. Bakal beda sensasi kalau nonton exhuma di rumah saja. hahaha
HapusSalah satu film seru yang pengen banget kutonton bareng anak perempuanku ya Exhuma ini... Q
BalasHapusSudah minggu ke-9 tayang di bioskop, apa sudah jadi nonton bareng anaknya kak?
Hapuskalau udah masuk film menegangkan memang seru buat disimak. apalagi bisa nih jadi tayangan buat menemani puasa syawal dan temen asik di sela-sela bekerja
BalasHapusSumpah! Ini ide yang keren sih buat ngabuburit syawal nonton exHuma di bioskop.
HapusFilm yang cukup mencekam pastinya. Dan menurutku unik, karena biasanya film horor seringnya dari Indonesia.
BalasHapusDaebaakkk! Indonesia terkenal banget ya film horornya sampai banyak yang tembus pasar Internasional juga.
HapusKemarin dari bioskop abis nonton, sekarang masih bertahan di "now showing", castnya juga ga main-main. Makasih reviewnya cakep!
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan baca review film exhuma ini ^^
Hapus