Tulis yang kamu cari
Halaman
Analytics
Adv
Ngeblog itu Bisa Membuktikan Eksistensi Diri
Waktu memang berlalu begitu cepat. Tak terasa aku sudah menjadi bagian dari Warga WB. Umur WB yang sudah 6 tahun ternyata juga sama dengan umur blogku. Meskipun tahun-tahun dahulu aku selalu ragu untuk menulis di blog karena terlalu banyak budaya copy paste yang menjamur di jagat maya. Alhasil, aku menjadi blogger pasif dengan konten tulisan yang bisa terhitung dengan jumlah jari.
Semenjak masuk dalam komunitas WB, aku semakin mantap menekuni profesi menjadi Blogger. Bulan kelahiran Komunitas Warung Blogger pun sama dengan bulan kelahiran ku. Mungkin ini yang disebut jodoh pasti bertemu. hehehe…
Semenjak masuk dalam komunitas WB, aku semakin mantap menekuni profesi menjadi Blogger. Bulan kelahiran Komunitas Warung Blogger pun sama dengan bulan kelahiran ku. Mungkin ini yang disebut jodoh pasti bertemu. hehehe…
Kamu Siap Ikut Management Trainee Bersama Miracle Agency?

PRUDENTIAL itu asuransi terdepan di Indonesia yang
senantiasa mengutamakan para pemegang polis dalam memberi solusi yang fokus
pada kesehatan, kesejahteraan dan rasa aman. Dibalik kesuksesan produk Prudential tersebut ada perusahaan agensi yang bekerja sama dengan nama Miracle
Agency.
Ini Baksoku! Mana Baksomu?
Kamu lagi di sekitar kawasan Blok M atau Melawai? Mau makan siang atau makan malam? Sekaligus cari tempat untuk nongki bareng keluarga atau teman-teman? Nah ini dia, rekomendasi dari aku. Langsung ke Dapur Blok M dan pilih Bakso BOM Mas Erwin yaa. Makanan favorit aku ini ada di Jalan Melawai Raya.
Kartini, Putri Bangsawan yang Jadi Kebanggaan dalam Film Kartini
Ketertarikan Blogger Eksis dengan film Kartini muncul sudah sangat lama. Hal ini dimulai sejak wacana produksi film tersebut digaungkan tahun lalu bertepatan dengan tayang film Surat Cinta Untuk Kartini. Blogger Eksis pun tidak sabar untuk segera menontonnya. Akhirnya, Blogger Eksis terpilih menjadi salah satu yang beruntung bisa menyaksikan film Kartini sejak awal tahap special screening pada hari Rabu, tanggal 5 April 2017 silam bersama rekan-rekan KoMiK (Kompasianer Only Movie enthusIast Klub) di Plaza Indonesia.
Surat Cinta Untuk Kartini; Film Fiksi yang Dijejali Eksekusi
Film
Surat Cinta Untuk Kartini menjadi kisah fiksi yang diadaptasi dari sejarah. Ada
pelepasan diri dari tradisi dan adat istiadat. Ada perjuangan terhadap kelas
sosial. Namun, semua itu dijejali dengan eksekusi yang basa-basi.
Keputusan
kreatif yang dibuat oleh rumah produksi MNC Picture untuk film Surat Cinta
Untuk Kartini menjadi pertanyaan dari awal bagi Blogger Eksis. Apakah mereka akan membawa
pada penceritaan sejarah atau penceritaan fiksi?. Aku coba menjawab bahwa
penceritaan film ini terbawa ke arah fiksi sehingga kemasan terlalu ringan untuk
dicerna.
Indonesia Movie Review: Surat Cinta Untuk Kartini
R.A.Kartini adalah sosok ikonik dari kalangan priyayi yang melambangkan perjuangan
wanita Indonesia. Kita semua tahu nyata sejarahnya. Bagaimana Ibu Kartini
memperjuangkan kesetaraan perlakuan dan derajat kaum wanita ditengah zaman penjajahan.
Bagaimana Ibu Kartini mendirikan sekolah untuk anak-anak pribumi sehingga
mereka bisa mengenyam pendidikan. Semua ada di buku. Hanya kadang kita enggak tahu seperti apa sih pribadi seorang Kartini. Dilihat dari foto, sepertinya
beliau orang yang pendiam dan thoughtful.
Alhamdulillah, Blogger Eksis dapat tiket gratis lagi setelah
ikut kuis di akun twitter
@BrandOutlet_ID yang menjadi salah satu brand clothing online shop di bawah naungan MNC Group. Kali ini
ogut pun nonton film Surat Cinta Untuk Kartini pada Senin, 11 April 2016
tepatnya di Blok M Square saat ada meet n
greet dengan sutradara (Azhar Kinoi Lubis), Sarwadi (Chicco Jerikho), dan
Ningrum (Christabelle
Grace Marbun). Ogut gak sabar mau lihat Kartininya divisualisasikan
dalam versi seperti apa. So, I was excited going into this movie.
Pengalaman Perdana Ikut Media Development Program NetMedia
Tidak
seperti biasanya, dengan penuh semangat aku bangun sekitar jam 4 subuh. Setelah
mandi dan shalat subuh, taksi yang semalam sudah dipesan oleh abangku tiba di
rumah. Rencananya, jam 6 memang sudah harus berangkat. Berhubung taksi sudah menunggu sebelum jam 6 justru aku
sudah berangkat.
Perjalanan
lancar bebas kemacetan, namun jalan yang masih senggang justru membuat pengemudi
taksi itu mengantuk. Ia pun memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan tol
untuk sekedar mencuci muka dengan botol air minum yang dibawa. Setelah
melanjutkan perjalanan, kami melewati beberapa gerbang tol. Kami pun sepakat
untuk keluar di gerbang tol Sentul. Setelah keluar tol, justru kami kebingungan
karena tidak ada yang tahu lokasi persis Sentul International Convention Center
(SICC). Aku pun memutuskan untuk bertanya dengan warga sekitar. Ibarat pepatah,
“Malu bertanya, sesat di jalan”.
Salah
satu penduduk asli Bogor yang aku temui menyarankan untuk memutar balik taksi
dan jalan lurus saja ke arah Desa Babakan. Tapi, ia bilang jalan tersebut macet
jika dilalui pagi hari karena arus mobilitas kendaraan yang begitu padat. Ia
pun menyarankan agar taksi kembali masuk tol dan keluar lagi di gerbang tol
Sentul Selatan. Nanti dari pinggir tol bisa terlihat lebih jelas Gedung SICC.
Aku pun mengikuti petunjuknya yang kedua.
Taksi
melaju masuk kembali ke gerbang tol untuk mengambil tiket. Saat tiba di gerbang
tol Sentul Selatan yang begitu ramai antrian kendaraan, pengemudi taksi
langsung masuk ke Gerbang Tol Otomatis (GTO). Setelah dicoba membayar tol
dengan menggunakan kartu e-money,
transaksi pun gagal dilakukan. Aku juga sempat meminjamkan kartu e-money milikku dan transaksi masih
tetap gagal. Aku langsung memanggil petugas disekitar dan Ia membantu kegagalan
tersebut. Ternyata, kegagalan transaksi disebabkan karena di gerbang tol
sebelumnya, kami mengambil kartu tol bukan melakukan tap dengan e-money
sehingga di gerbang tol berikutnya akan mengalami kendala. Beberapa mobil juga
tampak mengalami kejadian seperti kami. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi
yaa karena bisa menyebabkan kemacetan panjang di gerbang tol.
Setelah
keluar tol dan belok kiri mengarah ke gedung SICC, kami pun sudah disambut
dengan bendera-bendera atau panji-panji yang bertuliskan NET TV. Berarti, ini
tidak akan nyasar lagi dalam hatiku. Namun, kemacetan masih panjang karena
semua mobil bergantian keluar masuk area parkir yang sudah disiapkan panitia.
Akhirnya, argo pun sudah mencapai Rp. 300.000,- aku memutuskan untuk turun
dari taksi karena gerbang utama SICC tampak sudah dekat lagi. Selain itu, aku
juga sudah kebelet pipis efek cuaca dan AC yang dingin di taksi pagi hari itu.
Wow banget! Lokasi toilet agak jauh dari arena
utama, aku pun harus berjalan tergesa-gesa kembali. Sampai toilet pun, aku
harus kembali mengantri karena beberapa peserta juga bergantian keluar masuk
toilet itu.
Keluar
dari toilet, semua terasa ‘plong’. Di TKP sudah ada puluhan ribu generasi
milenial yang datang untuk mewujudkan mimpi bekerja di NET Media. Aku pun
langsung menuju panggung utama yang terdapat seorang pria dan seorang wanita
berseragam Net TV (crew dari Net TV) bertindak
sebagai host di hari itu untuk
memandu peserta masuk dan mengantri sesuai ID masing-masing. Host hanya menyebutkan jalur antrian
untuk nomor peserta 1 sampai dengan 15000 yang bisa masuk melalui gate yang sudah ditentukan. Sementara
aku memiliki nomor peserta 35039.
Aku
pun langsung mengambil posisi mundur dan mencari tempat duduk di pagar taman
yang berdinding keramik. Sebelah kanan dan kiri yang duduk disitu juga masih
menunggu instruksi karena mereka memiliki nomor peserta 30ribuan juga. Lalu,
sempat terdengar desas-desus bahwa nomor peserta di atas 30ribu bisa mengikuti
psikotes dengan batch 2 yang
dijadwalkan pada pukul 13.00 WIB. Aku pun sempat geram karena sudah jelas
tertera dalam undangan bahwa aku dijadwalkan mengikuti psikotes dalam kelompok gelombang
pertama (batch 1) yang dimulai pukul
09.00 WIB.
Tak
lama, aku mendengar arahan kembali dari host
yang memberi instruksi untuk nomor peserta 30ribuan masuk ke dalam ruangan.
Setelah masuk, ternyata para peserta harus duduk kembali lesehan sambil
menunggu peserta yang sudah masuk terlebih dahulu diatur tempat duduknya di
dalam ruangan. Dalam beberapa menit, seluruh peserta disuruh berdiri kembali
dan mulai memasuki ruangan auditorium sambil dibagikan kertas soal test yang
akan diujikan hari itu.
Aku
pun langsung mendapat tempat duduk di tribun atas. Acara belum dimulai karena
masih banyak para peserta yang belum masuk ke ruangan. Sementara itu, beberapa
peserta diminta untuk naik ke atas panggung sambil wawancara singkat dan
menunjukkan kepiawaiannya sesuai posisi yang dilamar.
Acara pun dimulai. Setelah pembukaan, beberapa jajaran manajemen hadir melakukan
sambutan. Waktu sudah menunjukkan pukul
10.00 WIB, Psikotes pun segera dimulai. Para peserta harus menyelesaikan
terlebih dahulu soal hitungan penjumlahan deret angka dari atas ke bawah (tes
pauli) yang dilanjutkan dengan menjawab sekitar 20-30 soal tes psikologi DISC.
Tes Pauli atau tes koran. Bagi yang
belum pernah melakukan tes ini pasti agak sedikit bingung. Untung saja, aku
sudah pernah melakukan tes ini sebelumnya. Tes ini dikerjakan pada kertas
segede gaban yang terdapat angka dari 0-9 dengan deret acak dari atas sampai ke
bawah, yang mana harus kita jumlahkan dan dalam beberapa kesempatan sesuai
instruktur tes, kita wajib memberi garis atau jeda sementara dalam penyelesaian
hitungannya. Hasil dari penghitungan bisa ditulis antara dua angka yang dijumlahkan.
Perlu dipahami jika hasil penghitungan itu merupakan bilangan puluhan, peserta
hanya boleh menuliskan hasil angka yang satuannya saja.
Tes kedua yaitu tes DISC atau tes
kepribadian. Strategi untuk mengisi pertanyaan ini cukup mudah. Kita hanya
perlu menjawab jujur apa adanya karena jawaban yang kita berikan menggambarkan
diri sendiri.
Seluruh
tes hanya diselesaikan sekitar 2 jam. Selebihnya para peserta terlalu lama
mendengar kata-kata sambutan. Setelah tes selesai, para peserta pun belum boleh
keluar ruangan karena harus mendengar sambutan kembali yang disampaikan oleh
Bapak Triawan Munaf selaku kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEkRaf). Dalam
sambutannya, Ia menyatakan bahwa industri kreatif termasuk eksponensial karena
telah menyumbangkan 800 triliun untuk pendapatan negara. Sektor perfilman, musik,
dan games startup akan menjadi pengembangan BeKraf agar sektor-sektor tersebut
menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Tepat
pukul 14.00 WIB, para peserta batch 1
diperbolehkan keluar ruangan. Begitu keluar auditorium, aku langsung bergegas
mencari mushalla untuk menjalankan perintah utama Sang Pencipta. Aku pun tak
lupa berbisik kepada bumi dan berharap didengar oleh langit.
Selesai
shalat dzuhur, aku segera mencari akses transportasi online menuju Stasiun
Kereta Api Bogor. Berhubung saat itu sedang ada kisruh antara transportasi
online dan angkutan umum di sana, aku dan peserta tes lainnya agak kesulitan
mendapat transportasi tersebut. Dari ketiga aplikasi transportasi online yang
aku gunakan, aku bisa mendapat transportasi menuju stasiun dengan menggunakan
UberMotor. Sepanjang perjalanan menuju stasiun, kang UberMotor juga menceritakan
tragedi yang sedang terjadi di Bogor. Seram juga sih dengar ceritanya. Apalagi
mereka seharusnya tidak perlu merebutkan penumpang, toh sama-sama mencari rezeki
di jalan.
Sampai
stasiun Bogor, perut ku terasa lapar. Aku memutuskan makan siang yang sudah
kesorean dengan menyantap soto mie khas Bogor. Setelah makan siang selesai, aku
menyempatkan diri kembali untuk mencari mushalla dan menunaikan shalat Ashar.
Begitu selesai shalat, aku langsung naik kereta api jurusan Jakarta.
Malam
itu aku tidak langsung pulang karena aku sudah memiliki agenda lain yaitu menghadiri
peringatan hari ulang tahun Sapardi Djoko Damono yang ke-77 tahun di Bentara
Budaya Jakarta (BBJ). Aku pun sempat turun naik kereta untuk sampai di stasiun
kereta api Palmerah yang terdekat dari lokasi acara.
Sampai di BBJ waktu menunjukkan
pukul 20.00 WIB. Aku tidak bisa mengikuti acara dari awal yang sudah dimulai
sejak pukul 18.30 WIB. Begitu banyak undangan yang menghadiri acara malam itu.
Aku pun cukup menikmati acara sampai selesai, meski tidak mendapat tempat
duduk.
Dari BBJ aku sampai ke rumah sekitar
pukul 11 malam. Aku langsung bergegas tidur karena sudah tampak lelah dan masih
berharap aku bisa bermimpi bekerja di Net Media.
Keesokan harinya, pengumuman lolos psikotes tiba dan bisa langsung dilihat pada web Net Media. Aku telah berusaha semampu yang aku bisa. Aku juga sudah mengikuti prosedur
yang berlaku. Bersikap untuk selalu tenang dan optimis akan lanjut ke tahap
berikutnya. Namun, terjadilah apa yang tidak diharapkan; nomor ID peserta
aku tidak ada di daftar pengumuman yang lolos psikotes. Lumayan ngedrop melihat
hasilnya. But,
life must go on.
Tidak pernah menyerah dan selalu berusaha lebih baik akan mendapatkan hasil yang luar biasa menuju masa depan yang lebih baik. Mungkin belum rezeki*
Langganan:
Postingan (Atom)