Sebagai bagian dari generasi milenial,
Blogger Eksis pernah merasakan kesibukan setiap jelang perayaan Hari Ulang
Tahun Republik Indonesia. Maklum saja, aku memang aktif terlibat dalam kegiatan
karang taruna di komplek perumahan domisiliku. Demi persiapan Pekan Kemerdekaan
Indonesia, biasanya kami mencanangkan waktu selama 3 bulan untuk merancang dan
implementasi semua konsep di lapangan. Seharusnya perayaan Ulang Tahun ke-77
Republik Indonesia zaman sekarang lebih heboh dan ramai apalagi masyarakat sudah
punya akses internet cepat untuk mencari ide-ide perlombaan atau konsep acara yang
menarik.
Tema kemerdekaan tahun ini yaitu
“Bangkit lebih Kuat, Pulih Lebih Cepat”. Tema ini sejalan dengan momen kemerdekaan
yang sempat hilang sewaktu pandemi melanda Indonesia. Saat jadi panitia dahulu,
bahkan kadang tak kepikiran mau buat tema apa. Paling penting semua konsep
acara terlaksana sesuai periode waktunya.
Biasanya, bulan Juni sudah buat
proposal dan menyebarkan ke berbagai donatur. Bulan Juli masuk pada tahap persiapan
lomba dan mendekor lingkungan perumahan. Bulan Agustus lomba digelar mulai dari
babak penyisihan sampai final hingga saat akhir bulan ditutup dengan acara
puncak perayaan Pekan Kemerdekaan Indonesia.
Kami memberi sebuah nama
kelompok yang dikenal dengan Forum Barudaks Imigrasi (FBI). Biasanya, kami bisa
mendapat suntikan dana dari donatur dan sponsor mencapai jutaan rupiah. Lomba
yang paling banyak diminati biasanya lomba panjat pinang. Selain itu, setiap
lomba yang kami adakan, kami selalu mengusahakan agar lebih banyak hadiah yang
didapat supaya semua peserta senang dan makin semangat ikut semua jenis lomba,
baik secara individu maupun tim.
Zaman telah berubah seiring usia
dan kesibukan yang terus bertambah. Perayaan 17 Agustus memang tetap meriah.
Hanya saja, peranku justru berubah untuk peringatan 17an ke-77 tahun ini. Aku
tak lagi disibukkan sebagai panitia lomba, melainkan ditunjuk sebagai juri
lomba pada Pekan
Kemerdekaan Indonesia 2022.
Baca puisi dan karaoke menjadi
dua lomba yang aku nilai pada tahun ini. Bisa jadi aku ditunjuk panitia sebagai
juri karena aku dikenal menguasai bidang sastra dan tarik suara. Kesukaanku
terhadap dua hal tersebut memang tepat.
Saat jadi juri lomba baca puisi,
sayangnya peserta yang berminat hanya sedikit. Entah memang panitianya yang
kurang bisa menjangkau peserta atau minat terhadap karya puisi ini tergolong
rendah. Padahal pemilihan jenis puisi sangat bagus, ada dua karya yang bisa
dipilih peserta yaitu karya puisi Chairil Anwar atau Sutardji Calzoum Bachri.
Peserta lomba karaoke terlihat
lebih banyak dibanding lomba baca puisi. Para peserta diharuskan bernyanyi satu
lagu wajib dan satu lagu pilihan. Irama musiknya pun dibebaskan alias bisa
dicari melalui YouTube pakai jaringan internet cepat dari anak perusahaan milik
Telkom Group.
Sebagai juri, aku juga tak
sekadar memberi penilaian di atas kertas. Lomba karaoke memberi kesempatan pada
juri untuk ikut berkomentar seperti apa plus minus penilaian masing-masing
peserta. Sebab juara dari lomba karaoke ini juga akan maju mewakili RT ke tingkat
perlombaan RW.
Aku tidak canggung untuk menjadi
juri lomba. Semasa kuliah, aku juga pernah ditunjuk menjadi juri saat festival
seni. Prinsipku sebagai juri biasanya menilai pemenang dari peserta yang tampil
secara all out dan penampilannya menyesuaikan dengan momen yang sedang
diikuti. Misal, lomba saat Pekan Kemerdekaan Indonesia tentu kalau mau menang
harus didukung juga dengan kostum atau busana bernuansa merah putih. Rasanya
seru sekali melihat para peserta lomba bersaing secara sehat dari balik meja
juri.
Itulah secuplik kisah pada Pekan
Kemerdekaan Indonesia yang pernah aku lewati. Semoga tahun depan bisa lebih
banyak momen dan kegiatan dalam memperingati kemerdekaan Indonesia. Mau cari
tahu info lomba apa saja yang menarik untuk diikuti, coba scrolling linimasa
media sosialmu menggunakan jaringan internet cepat dari IndiHome.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar