Ambyar Mak Byar jadi film romantis musikal yang bakal hiasi jagat
layar lebar pada awal Januari 2025. Film yang diproduksi BION Studios dan
Universal Mediatainment fokus pada konten hyperlocal sesuai perkembangan
tren segar dalam cerita yang dekat keseharian. Puguh P.S. Admaja sebagai
sutradara sekaligus penulis skenario seperti sengaja gali potensi untuk buat
pengalaman nonton film seperti menyaksikan konser atau acara musik.
Ambyar Mak Byar bercerita tentang lika-liku perjalanan cinta Jeru
(Gilga Sahid) sebagai pemuda naif anak dari abdi dalem yang berjuang
menaklukkan hati putri keraton bernama Bethari (Happy Asmara). Perbedaan kasta
di Keraton membuat hubungan keduanya penuh ujian. Ditambah lagi, Jeru masih
punya impian menjadi musisi bersama grup band yang disebut Konco Seneng.
Idealisme untuk tetap berkesenian dalam bermusik akan terbentur perihal cinta yang punya harga diri. Dititik yang sudah terhimpit, apakah kekasih hati bisa kembali dalam pelukan atau hanya bisa dikenang dalam nyanyian?!
Kehadiran film romantis musikal seperti Ambyar Mak Byar tentu bawa
warna yang lebih kreatif untuk perfilman tanah air. Bila rumah produksi lain
gemar menakut-nakuti penonton dengan film horor, film yang syuting di Keraton
Surakarta Hadiningrat ini justru coba jangkau penonton dengan unsur musikalitas
karena ingin mengenalkan musik campursari ke publik luas. Tak hanya berkisar soal
percintaan, terselip juga hubungan keluarga dan antar sahabat untuk saling
menghibur.
Konflik percintaan yang dialami dua karakter utama terlihat pelik
sebab ada perbedaan kelas ekonomi diantara mereka. Begitu juga dilema bagi
karakter pendukungnya yang kerap mengalami hal sama di tengah mereka kejar
impian masing-masing. Restu keluarga dan kehadiran orang ketiga jadi penyebab
yang coba ditonjolkan dalam film Ambyar Mak Byar. Sayangnya, konflik tak dibuat
mengalir asyik sehingga hubungan mereka masih terlalu sempurna dalam film romansa
yang hanya memikirkan seperti apa cara mereka untuk bersatu kembali.
Padahal benturan konflik itu harusnya mampu menentukan alur cerita
yang menarik. Tampaknya Ambyar Mak Byar sulit memberi fokus penceritaan pada
karakter mana yang harus merasakan gundah gulana atau penyuntingan gambar memang
dipaksa untuk memasukkan semua visual sehingga film terasa hambar.
Justru kalau film Ambyar Mak Byar bisa gali konflik keluarga lebih
dalam tentu akan buat penonton bersimpati terhadap karakter-karakternya. Sudah
dibangun ambisi orangtua yang ingin anaknya tidak jadi musisi dan berharap
sukses saat kerja kantoran. Film semestinya bisa isi cerita harapan ini lebih
realistis tanpa harus melihat semua hal yang serba mapan.
Tak ada tamparan hidup keras atau jalan buntu. Tiap masalah apapun
yang mereka lalui seolah selalu menemukan jalan keluar. Entah periode waktu
berapa lama yang mereka harus tempuh karena film ini hanya mengejar hasil saja
tak mampu membingkai proses jatuh bangun antara masing-masing karakter untuk kelola
rasa sedih, selain lewat lagu.
Kisah Jeru dan sahabatnya akhirnya terlihat hanya tempelan semata. Ada sabotase tak bisa naik panggung dan gagal dilirik produser. Beberapa layer character juga coba disinggung, tapi kisahnya masih terlalu umum seperti film-film romansa sejenisnya. Adegan-adegan tersebut seperti sengaja disusun supaya ending film bisa menampilkan perjalanan karir dari masing-masing tokoh. Meski tak semua karakter didalamnya mampu diolah.
Respon Blogger Eksis setelah nonton duluan film ini yaitu “Ambyar
Mak Byar tidak bisa membuat penonton jadi senang, tapi merasa riang”. Tipikal
musikal irama campursari mampu buat penonton ikut bernyanyi. Lagu Pangestu,
Jare Tresno, Mendem Tresno, Nemen, Kembang Wangi, Full Senyum Sayang, dan
beberapa lagu lain bisa dinyanyikan dengan tampilan subtitle pada layar.
Suara-suara musik Jawa yang sering didengar coba gugah penonton supaya masuk
sebagai bagian dari pengalaman emosional beberapa tokohnya. Keluh kesah lirik
lagu bisa lebih dinikmati dibanding dialog-dialog dari film yang terlalu pakai
bahasa baku.
Kamu bosan dengan film horor lokal? Sentuhan irama campursari akan hidupkan suasana untuk tetap bisa menikmati Ambyar Mak Byar sebagai pilihan film lokal yang menghibur dari sisi musikal yang kental.
Untuk tontonan ringan sekeluarga, bolehlah ya Ambyar Mak Byar ini dimasukkan ke list. Biar gak tegang nonton film horor mulu. Hehee
BalasHapusFilm Ambyar Mak Byar ini pastnya menjadi pilihan untuk menikmati film dengan ganre berbeda di tengah banyaknya film horor ya. Terutama yang suka dengan musik campursari dengan nuansa jawa kental, pastinya akan sangat menikmati filmnya. Apalagi banyak lagu-lagu campursarinya juga. Bisa ikut bernyanyi juga.
BalasHapusbanyak film horor yang keluar pada awal tahun ini. namun film ini menjadi pembeda, ini sangat rekomended bagi keluarga yang mencari tontonan yang ringan.
BalasHapusFilm yang menghibur di antara serbuan film horor yang menyeramkan, apalgi horor Indonesia tuh serem banget buatku.
BalasHapus"Ambyar Mak Byar" hadirkan warna baru di perfilman Indonesia dengan genre romansa musikal berlatar budaya lokal. Sayangnya, konflik kurang mendalam dan fokus penceritaan kurang kuat, meski suguhan musik campursari-nya cukup menghibur dan mengajak penonton bernyanyi bersama.
BalasHapusSepertinya kental nuansa Jawa ya..hehe.. Happy Asmara merambah ke dunia akting, mudah-mudahan aktingnya berhasil. Genre film komedi begini aku suka..semoga bisa nonton. (Padil)
BalasHapusAku kemarin barusan nonton ... Seruu ih pecinta ambyar happy banget sambil nonton dan ngambyar barengan.
BalasHapusSeriusan lokasi syutingnya di keraton Solo? Jadi penasaran dengan trailernya...pasangin dong om trailer pelemnya..hehe
BalasHapusBoleh lah ya untuk tontontan riang. Meskipun gak sampai puas banget. Tapi, setidaknya bisa ikut bernyanyi menikmati lagunya
BalasHapusAku sempat lihat cuplikaannya. Aku rasa ini bisa jadi film pilihan yang mau hiburan tanpa mikir ya. Mengimgat konfliknya memang a slice of life. Dan aku berpikir ini salah satu upaya mengenalkan campur sari senagai ost di film ya.
BalasHapusbelum liat trailernya seperti apa, dan aku baru tau ada film ambyar mak byar pas baca review ini. Dan nggak ngeh juga kalau poster filmnya adalah happy salma dan gilga.
BalasHapusdari segi tema cerita memang unik, musikal dengan lagu-lagu campursari. selama ini kalau ada musikal, pasti lagunya kalau gak mellow, ya yang ceria ceria macam petualangan sherina