Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Film Mendung Tanpo Udan dari Kisah Dibalik Lagu yang Pernah Viral

 

Film-Indonesia

     Mendung Tanpo Udan ialah film drama komedi yang bakal mengajak penonton lihat kisah dibalik lagu yang pernah viral tahun 2021. Film ini disutradarai oleh Kris Budiman. Sementara para pemain ada Erick Estrada, Yunita Siregar, Marcell Darwin, Tommy Lim, Kery Astina, Aulia Deas, dan Wavi Jihan. Rencananya, film bakal rilis di bioskop tanggal 29 Februari 2024.

    Film Mendung Tanpo Udan punya vibe yang dekat dengan pop culture dari keseharian pemuda Jogja dan Jakarta. Ada sisi emosional yang bisa menyentuh karena mungkin saja kita pernah alami dalam kehidupan sehari-hari. Film bercerita tentang kisah hidup Udan yang melabeli diri sebagai seniman untuk bikin karya pakai hati. Ia coba raih popularitas dalam seni musik di kota Jogja. Tapi, hambatan sering muncul terutama saat ada penyanyi yang justru ingin buat lagunya versi koplo.

  Udan yang ditinggal Mendung untuk kejar karier di Jakarta, membuatnya sempat depresi. Semangat dari sirkel Udan pun muncul supaya Ia move on dengan kisah cintanya. Udan mulai berubah dengan menyelesaikan skripsi dan bekerja sebagai kurir di sebuah perusahaan ekspedisi. Disisi lain, Mendung yang syantik, good looking, and white skin sudah punya masa depan bersama anak bos, William Putra.

 

Akankah kisah cinta dan karier mereka bakal mulus saja? Atau mereka bisa terjebak di masa lalu yang salah? Sementara ada perasaan orang lain yang harus dijaga?!


poster-film

“Menaruh harapan sama kamu itu, 

kesalahan terbesar buat aku” 
(Mendung)
 

    Sekilas saat nonton film Mendung Tanpo Udan, cerita mirip film Indonesia berbahasa Jawa lain seperti film Yowis Ben (2018). Kemiripan bukan pada kisah, tapi terlihat pada formula sosok musisi yang alami konflik dalam diri saat ada sosok gadis cantik jelita yang memecah belah fokus pendidikan, karier, dan persahabatan. Untungnya, Mendung Tanpo Udan diakhiri dengan keputusan yang lebih realistis.

    Secara keseluruhan, alur cerita Mendung Tanpo Udan diselipi humor, cinta, persahabatan, dan sedikit drama keluarga. Ini yang bisa buat penonton terasa lebih dekat dengan realitas. Adegan dan dialog merepresentasi keseharian remaja, termasuk karakter yang dibentuk semisal ada Kartolo (si paling paham vespa). Karakter tersebut melontarkan dialog dengan bahasa Jawa yang sangat dekat dalam lingkungan anak muda yang suka vespa dan hobi main games.

   Karakter-karakter lain yang mudah diterima penonton yaitu sirkel dari Udan dan Mendung seperti Awan dan Petri. Hanya saja pengembangan karakter mereka terlalu naif dalam film ini. Sempat ada kesalahpahaman, tapi sampai akhir cerita mereka justru cepat sekali untuk saling memaafkan.

  Banyak juga netizen yang menghujat Erick Estrada saat terpilih sebagai Udan dalam film ini. Belum lagi saat dirinya harus dipasangkan dengan Yunita Siregar untuk memandu kisah cintanya. Chemistry mereka memang sangat sulit diapresiasi. Erick berusaha tampil bak Dilan versi Jogja. Sementara Yunita masih terlihat trying so hard alias terlalu cakep untuk jadi gadis Jogja yang manis. Ia tampil seperti wanita karier yang terlalu cepat mempesona lawan jenis.

 

    Film Mendung Tanpo Udan berupaya menyiratkan makna positif terkait perjuangan seorang pencipta lagu untuk capai tujuan yang diinginkan. Idealis boleh, tapi diimbangi realistis. Film ini ingin menggambarkan seperti apa seniman yang harus menghidupi karyanya sebelum dari karya bisa menghidupinya. Seharusnya konteks ini yang bisa jadi fokus dalam film, namun perjuangan Udan terasa mulus saja karena tak ada rintangan yang berarti dalam hidup selain kisah cintanya.

   Padahal kalau konflik dalam persahabatan atau keluarga bisa dimunculkan, film ini bakal berhasil membangun mimpi para penonton yang merasa punya kisah hidup sama. Memang ada cekcok dengan sahabat, tapi lagi-lagi film ini menyelesaikan akhir konflik tanpa menggerakkan emosional dari para pemain.

       

     Cerita yang ringan tak diimbangi dengan lelucon yang bisa jadi bahan tertawaan. Penggunaan bahasa Jawa terasa kurang konsisten untuk film yang ambil latar tempat di Jogja dan Jakarta. Karakter-karakter yang ada disekeliling Udan pun terasa hanya tempelan karena humor tak digodok dengan kuat sehingga sekadar numpang lewat. Mungkin ini first movie project dari sutradara Kris Budiman yang ideologi film justru lebih masuk pada unsur drama dibanding komedi secara keseluruhan.

    Aku juga baru dengar nama rumah produksi Nant Entertainment. Sepertinya, film Mendung Tanpo Udan jadi film komedi pertama setelah sebelumnya mereka pilih produksi film horor seperti The Sacred Riana. Pemilihan pemain tentu terlihat tak ingin kejar popularitas, film ini hanya ingin sampaikan keresahan dari karakter yang dibentuk dan fokus pada kisah dibalik lagu yang sempat viral.

      Seharusnya rumah produksi bisa tetap pegang peran penting untuk mengemas film pada konsep behind the song tersebut. Tapi, cerita viral justru tak dibuat kompleks sehingga hanya muncul pada insert scene dan antiklimaks saja. Pemilihan pemeran pun terlihat yang penting bisa akting, tapi tak ada eksekusi adegan yang membuat karakter mereka begitu bernyawa di sana. Jangan heran kalau film Mendung Tanpo Udan masih sekelas level film televisi (FTV)


   Bicara soal soundtrack, lagu Mendung Tanpo Udan yang enak didengar seharusnya juga mampu bangkitkan nuansa cinta dalam adegan. Sayangnya musik tak hadir terlalu full sehingga penonton tak merasa dilibatkan dan terikat emosional untuk tiap adegan film ini. Sekadar menyenangkan saja.

   Secara visual tak ada sesuatu yang istimewa. Bukan berarti tidak bagus ya. Cuma saat Udan memberi kado terhadap Mendung justru tak ada sisi romantisnya. Andai saja Udan sebagai musisi bisa memberi kado dalam bentuk lagu atau musik yang jernih untuk didengar tentu akan menambah elemen dramatis. Mendung hanya dapat kado berupa daster saja. Entah disesuaikan dengan lirik lagu yang viral itu atau memang elemen properti yang disengaja.

 

    Selain sebagai hiburan, Mendung Tanpo Udan hanya memberi perspektif anti-mainstream terhadap idealisme seniman yang diangkat. Walaupun bisa diprediksi film ini mungkin tak bakal booming apalagi deretan pemain tak usung nama besar selebritis dan konsep cerita tergolong standar. Setidaknya skena perfilman Indonesia makin berwarna.

Kisah hidup muda mudi yang mabuk cinta dengan jalan pikiran masing-masing akan menemui penontonnya. Tonton film Mendung Tanpo Udan untuk ambil makna positif lebih dekat. Meski narasi dan visual belum berhasil menghibur penonton secara nekat.

Blogger-Eksis

     

Dunia itu tidak diciptakan harus sesuai untukmu. Sadar tentang arti menerima keadaan dan sadar tentang arti menerima apapun itu!

29 komentar:

  1. Sebagai penutur bahasa Jawa, aku penasaran nih dengan film ini, tentang penggunaan bahasa nya. Terima kasih sharing infonya ya..jadi pengen nonton juga euy..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan mencermati penggunaan dialog Jawa'a. Hahaha

      Hapus
  2. Wah aku penasaran sih sama film ini! Kira kira kayak gimana yahh? Apalagi saya yang dari Jogja ini sedikit ketrigger kalau latar belakangnya ada "jogja-jogja"nya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga relate ya sama anak Jogja yang mungkin punya kisah hidup sama. hhe

      Hapus
  3. Aku pribadi cukup bingung menonton film yang berbahasa Jawa tanpa subtitle, mungkin hal ini bisa menjadi pertimbangan para produser film lainnya sebelum mengangkat film kearifan lokal seperti film Mendung Tanpo Udan. Lalu, aku kira Udan disini adalah kata berbahasa Jawa yang artinya hujan, eh ternyata nama orang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga awalnya berpikir gitu, Kak. Oia film Mendung Tanpo Udan ada subtitle'a ya jadi masih aman..

      Hapus
  4. Salah satu film yang bisa menjadi autokritik nih buat siapapun yang punya dinding idealisme tinggi sehingga jarang melihat realitas di luar sana.

    BalasHapus
  5. Menarik, aku pikir Mendung dan Udan itu nama istilah untuk mendung dan hujan, eh taunya nama orang, agak gagal fokus jadinya wkwkwkw.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Semua ekspetasi penonton akhirnya terpatahkan..

      Hapus
  6. Credit buat erick sama Yunita sih. Di sini keduanya berhasil menampilkan hubungan yang rumit namun tetap menarik diikuti.

    Salah satu yang unik lagi, ternyata Mendung dan Udan itu sama-sama nama orang.

    BalasHapus
  7. Banyak banget nih nada sumbang buat lead malenya aku baca-baca di medsos... trus pure daerab ganpa subtitle jadi emang target pasarnya dab kebaca scopenya tertentu aja... tapi padahal kalo bisa pake bahasa indonesia mungkin bisa lebih banyak yg nikmatin filmnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, too much segmented. But, masih ringan kok buat ditonton bukan untuk dinikmati..

      Hapus
  8. Penasaran banget sama filmnya, pake bahasa Jawa yah? Bisa buat latihan aku nih yg udah 2 taun ga lancar2 terus bahasa jawanya kak

    BalasHapus
  9. aku aku ketinggalan banyak info nih, aku gak tau malah lagu mendung tanpo udan ini. tapi soal film yang menceritakan kisah lagi yang ternyata nyata, waah ini menarik nih meski reviewnya kurang yaa dari segi cast

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya begitulah. Sekadar tontonan buat hiburan dipersilakan..

      Hapus
  10. Mendung tanpo udon ini saya baru tahu filmnya. Masih tayangkah sekarang? Drama komedi kaya film ini sepertinya menarik buat ditonton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sudah turun layar dari seminggu yang lalu karena hari pertama penonton sepi.

      Hapus
  11. Selalu, kalau ada film indonesia yang judulnya unik ternyata itu adalah nama karakter utama. Awalnya saya mikir, apalah arti Mendung Tanpo Udan, eh ternyata Mendung & Udan adalah nama pemerannya, unik banget jarang dengar nama orang kek gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada juga sih filosofi Mendung tanpo Udan. Sama seperti hujan tanpa awan dan aku pun pernah buat versi film pendeknya.

      Hapus
  12. dari judul filmnya ndak sangka kalau ada unsur komedi.
    tadinya daku pikir ini film sedih, yang berarti kisah yang terkait lara mendung tanpa hujan.. keknya boleh coba tengok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuma komedinya rada tertutup karena digarap terlalu drama romantis yang mau serius.

      Hapus
  13. Aku belum nonton, tapi sempat baca soal Erick yang dipertanyakan karena dapat peran utama. Padahal dia juga akting dari bawah sih dan kupikir perannya di FTV dan lainnya cukup oke. Nanti kalau sudah sempat, mungkin akan lihat film ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. So far, Erick Estrada oke juga buat berperan sebagai Udan. Netizen saja yang sudah pesimis duluan..

      Hapus
  14. Baru tahu kalau lagu yang semoat hits inj juga diangkat jadi film. Jadi penasaran dengan bagaimana ceritanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cerita filmnya kurang bisa merepresentasi lirik lagunya.

      Hapus
  15. loh ada filmnya toh? baru tau aku. kemana aja sih neng wkwk. aku cuma tau lagunya aja.. pengen nonton ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan nonton sambil nyanyi lagunya ya, Kak. Nanti berasa karaoke'an..

      Hapus