Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah tak asing lagi dengan dampak perubahan iklim yang terjadi. Bencana demi bencana sering dialami hingga peristiwa kerusakan lingkungan sudah dirasakan seperti pencemaran laut. Saat Blogger Eksis ikut program pemerintah pada tahun 2017 di Kabupaten Belu pun kekeringan dan krisis air bersih jadi polemik di wilayah Indonesia timur ini. Dibutuhkan adaptasi terhadap lingkungan sebagai bentuk tindakan responsif yang mampu minimalisir dan antisipasi dampak yang diterima.
Saat ini, CoAction Id dan Hutan itu Indonesia sedang kolaborasi untuk lakukan sosialisasi seperti apa langkah-langkah yang harus kita lakukan agar kerusakan lingkungan tidak terjadi berulang kali. Dengan usung konsep #MauHidupLebihLama dan #LangkahHariIni, mereka mengajak siapa saja terlibat digital activity untuk sebarkan narasi kebaikan melalui media sosial. Selain itu, kegiatan khusus pun dibuat dalam rangka peluncuran film pendek “Climate Witness” atau cerita inspiratif dari Nusa Tenggara Timur. Film pendek ini menarik perhatian dari berbagai kalangan.
Guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
cinta dan peduli terhadap lingkungan, kegiatan yang diselenggarakan yaitu
nonton dan diskusi bareng film pendek Climate Witness di Kineforum,
Taman Ismail Marzuki, Sabtu sore (25/02/2023). Sebagai pembicara dalam kegiatan
tesebut, ada Ridwan Arif (Produser film pendek Climate Witness), Bowo (Co-founder
Dari Halte ke Halte), dan Irene Komala (Travel Blogger). Kapasitas
kursi Kineforum pada sore itu pun terlihat full seat.
Film Climate Witness yang baru saja
diluncurkan merupakan karya film pendek hasil kolaborasi. Film ini menggugah
nurani kita tentang hidup selaras antara manusia dan alam sesuai porsinya. Film
berkisah tentang empat sosok yang merawat alam NTT dan terus bergerak
bangkitkan semangat jaga kelestarian alam untuk kurangi dampak perubahan iklim.
Masing-masing sosok merawat alam atas motivasinya sesuai profesi yang dilakoni.
Meski demikian tujuan mereka tetap sama untuk kurangi dampak perubahan iklim di
Indonesia.
Adapun keempat tokoh tersebut terdiri dari:
1. Joni Mesakh merupakan nelayan desa Tanah Merah di Kupang, NTT. Ia melakukan penanaman mangrove sejak 2004. Asumsinya, bumi ini makin panas dan kenaikan satu derajat celcius pun akan berakibat besar dengan banyak efek samping berbahaya bila hutan bakau tidak ada.
2. Yasinta Adoe, sosok nelayan wanita di Kupang yang mengembangkan area pesisir Pantai Pasir Panjang. Hal ini dilakukannya sejak Siklon Seroja atau Badai Tropis Seroja mulai terbentuk di selatan Nusa Tenggara Timur. Ia tak mau kondisi tempat tinggalnya makin memburuk dan parahnya bisa akibatkan bencana kelaparan serta pengungsian.
3. Selia Narwasti Wangi sosok yang melakukan kampanye peduli lingkungan melalui prinsip literasi secara kreatif. Ia pun tergabung dalam Cahaya Anak Sumba karena melihat bumi ini makin sesak akibat fakta yang menunjukkan bahwa karbondioksida tetap aktif didalam atmosfer lebih lama daripada metana dan gas rumah kaca lainnya.
4. Lunggi Randa ialah pemuka adat Kampung Wundut Sumba Timur. Ia memastikan pentingnya penduduk kampung tersebut memahami dan mengikuti langkah tata cara adat dalam setiap ritual. Hal ini dilakukannya untuk lindungi dan lestarikan hutan adat sebab perubahan iklim sudah makin nyata dampaknya.
Usai
menonton film pendek tersebut, beberapa penonton coba ulas filmnya dari sudut
pandang masing-masing. Hanya saja, semua penonton setuju bahwa film pendek Climate
Witness mampu membangkitkan kepedulian mereka terhadap lingkungan.
Pasalnya, semua sosok yang ditampilkan di daerah tertinggal saja sudah mampu
membuktikannya. Intinya, tinggal bagaimana kita yang berada di ibukota seperti
Jakarta ini bisa lebih mencintai dan memelihara lingkungan sekitar dengan
langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutku, film pendek ini juga cukup berani untuk dorong kepedulian para penguasa di Pemerintahan agar mampu atasi dampak perubahan iklim dengan memberi komitmen pada pemberdayaan masyarakat lokal. Beberapa sosok tampak membebankan tugas dan tanggung jawab pada Pemerintah setelah mereka punya aksinya masing-masing berbasis lokal.
Dari film pendek tersebut salah satu sosok yang menarik perhatianku yaitu sosok yang ditampilkan terakhir, Pak Lunggi Randa. Ia sudah berjuang dimana masyarakat sudah turun temurun dari leluhurnya menolak penebangan pohon secara liar (ilegal logging). Mereka juga menjaga hutannya agar tak banyak binatang yang boleh diburu seenaknya.
![]() |
4 sosok yang jaga bumi dengan memerangi perubahan iklim (dok. Campaigner) |
Empat sosok tersebut hanya beberapa contoh perwakilan dari banyaknya orang-orang baik yang masih peduli dengan alam sekitar. Jaga lingkungan bisa dimulai dari diri sendiri dan didukung peran tokoh masyarakat untuk membuat aksi atau gerakan demi bumi. Kita juga harus sadar bahwa kerusakan lingkungan dari ulah manusia, maka langkah bijak hari ini yaitu pelihara dan pertahankan kelestarian alam supaya menjadi suatu kebiasaan baik yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar