Garuda
Pancasila
Akulah
pendukungmu
Patriot
proklamasi
Sedia
berkorban untukmu
Pancasila
dasar negara
Rakyat
adil makmur sentosa
Pribadi
bangsaku
Ayo
maju, maju
Ayo
maju, maju
Ayo
maju, maju
Lirik
lagu Garuda Pancasila di atas, bisa kita renungi bersama dalam situasi yang
sedang dihadapi bangsa Indonesia. Pemilu 2019 menjadi momentum tepat untuk
membuktikan bahwa dibalik bangsa yang besar dengan ragam suku, agama, ras, dan
antar golongan yang ada di Indonesia harus tercipta perdamaian yang hakiki.
Perbedaan yang ada tentu bukan menjadi penghalang agar kita terpecah belah.
Coba
kita tengok kembali sejarah yang telah silam. Kemerdekaan Indonesia diperoleh
dari semangat para pahlawan mengorbankan rasa cinta terhadap tanah air. Mereka
berjuang dengan segenap jiwa dan raga demi kesejahteraan bangsa Indonesia.
Perbedaan antara mereka tak menyurutkan perjuangan.
Apakah
perjuangan para pahlawan itu akan sirna hanya dengan momen Pemilu 2019 yang
menuai pro kontra? Apalagi kita sudah berada di era digital sehingga banyak
kampanye terselubung yang menuai ujaran kebencian?!
Ketika
Blogger Eksis membuka media sosial, semua berlomba untuk menyebar dukungan
kepada masing-masing calon presiden dan wakil presiden pilihannya. Bahkan ada
dari pengguna media sosial yang disebut dengan buzzer. Mereka harus membuat trending
topic dalam hitungan menit melalui tagar yang telah dipersiapkan. Jika
konten yang disebar bagus sesuai dengan visi misi yang diusung calonnya, bagiku
sah-sah saja. Tapi, tetap sesama buzzer jangan saling menjatuhkan apalagi
menyerang tanpa alasan.
Media
sosial itu tempat kita bersosialisasi. Ada ruang pertukaran informasi dan ilmu
pengetahuan yang begitu akurat dan cepat tersebar hanya dengan menekan ibu jari
di layar gawai yang kita punya. Jika kita sebagai pengguna tak bijak dalam
bermedia sosial, maka siap saja media sosial menjadi pisau bermata dua. Ada
sisi yang membawa pada manfaat, tetapi juga ada sisi yang melukai karena polarisasi.
Terutama saat masa kampanye Pemilu 2019 sekarang.
Antar kubu saling membanggakan capres dan cawapresnya masing-masing. Ada yang
pro dan kontra, maka ada yang suka dan benci. Hal itu akan membawa pada reaksi
wajar karena dinamika masyarakat Indonesia berada pada iklim negara demokrasi.
Tapi, kita tak boleh memanfaatkan
situasi hanya untuk menyebar sesuatu hal agar saling membenci. Perbedaan
pandangan politik yang ada harus dijembatani. Bukan untuk menyebar fitnah dan
memproduksi berita bohong (hoax) yang
memicu timbul dua kubu untuk saling menjatuhkan.
Kita perlu sadar jika ujaran kebencian
terus dilakukan secara berulang-ulang. Maka, perselisihan tentu tak bisa
dihindarkan. Bukan hanya antar orang yang tidak saling kita kenal sebelumnya.
Kondisi demikian juga bisa merusak hubungan keluarga dan persahabatan yang
sebelumnya telah dibina.
Jangan biarkan hoax merajalela.
Bahayanya, fakta tak lagi bisa dipercaya. Hoax akan menjadi alat untuk
pihak-pihak tertentu sebagai ajang adu domba. Pikiran negatif akan menguasai
kepala kita dan waktu lebih banyak tersita. Ujung-ujungnya hoax berhasil
memancing perpecahan diantara kita.
Jika kondisi Negara Indonesia seperti itu,
pernahkah kita membayangkan akan hidup dalam kesendirian? Rasanya, aku sendiri
hidup sebagai jomblo begitu berat. Apalagi kalau aku harus hidup dalam tekanan
dan kepalsuan.
Maka, aku selalu memandang perbedaan
itu biasa. Hal yang lebih penting yaitu menjaga agar hubungan antar kita tetap
saling menghormati dan menghargai. Caranya dengan menciptakan iklim kondusif
yang membuat Pemilu 2019 terasa damai, berkualitas, dan bermartabat.
Lawan Hoax
dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika
Teknologi yang maju membuat internet
menjadi oksigen dalam kehidupan sehari-hari. Oksigen yang kita hirup memang
dibutuhkan untuk tubuh supaya bisa bernafas. Jika oksigen sudah terkontaminasi
oleh polusi, maka kesehatan tubuh akan terganggu. Tentu kita tak mau seperti
itu.
Analogi ini sama hal saat kita
menemukan berita jelang Pemilu 2019 di dunia maya. Bukan berarti, semua berita masif
yang kita dapat harus kita telan mentah-mentah. Kita harus bisa mendeteksi
berita tersebut dengan melakukan saring sebelum sharing.
Semua berawal dari langkah sederhana.
Jika kita bisa memulai dari diri sendiri, niscaya kita bisa melawan hoax untuk
negeri ini. Berikut aku jabarkan langkah yang bisa dimulai:
1. Tidak
asal sharing konten dari sumber yang tidak jelas
Setiap berita dan tautan yang kita dapat jangan pernah langsung disebar atau dibagikan. Meski ke lingkungan terdekat sekalipun. Upayakan kita cari situs pembuat berita dengan memperhatikan redaksi atau nama penulis berita. Apakah penulis dan redaksi berita merupakan pihak yang kredibel atau hanya pembual saja. Cermati alamat situs dan berhati-hati dengan judul yang clickbait.
Setiap berita dan tautan yang kita dapat jangan pernah langsung disebar atau dibagikan. Meski ke lingkungan terdekat sekalipun. Upayakan kita cari situs pembuat berita dengan memperhatikan redaksi atau nama penulis berita. Apakah penulis dan redaksi berita merupakan pihak yang kredibel atau hanya pembual saja. Cermati alamat situs dan berhati-hati dengan judul yang clickbait.
2. Selalu
check and recheck kebenaran informasi
dari suatu konten
Media sosial yang dikelola oleh individu sering
mengunggah konten yang berisi hal-hal provokatif. Kita harus periksa kembali
apa konten tersebut memang didapat dari media daring lain atau diproduksi
sendiri oleh si pembuat konten. Jika gambar yang digunakan tidak sesuai dengan
isi konten, bisa dipastikan konten itu hanya memicu kontroversi saja. Cek
keaslian foto dari pengunggah konten tersebut dan kejelasan informasi soal
waktu kapan konten itu dibuat.
3. Bantu
klarifikasi kebenaran atas konten hoax
Bila kita sudah melakukan langkah pertama dan
langkah kedua untuk membuktikan mitos atau fakta dari konten yang kita temukan,
maka kita bisa melaporkan konten tersebut. Banyak platform yang sudah bisa
digunakan untuk melapor konten hoax. Sebut saja www.aduankonten.id, www.lapor.go.id, www.polri.go.id, dan www.stophoax.id.
4. Perkaya
literasi digital dengan bergabung dan mengikuti forum atau komunitas anti hoax
Kehidupan dunia maya dan dunia nyata harus seimbang.
Sudah banyak forum atau komunitas yang sering berdiskusi untuk melawan hoax
bersama. Jika kita ikut serta di sana, maka kita tidak akan mudah tersulut
emosi saat melihat berita atau informasi yang belum tentu kebenarannya karena ada diskusi terbuka untuk saling mengingatkan.
5. Sebarkan
konten positif yang membuat suasana timeline
media sosial lebih damai
Produktif lebih baik daripada provokatif. Banyak
konten positif dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita gali. Misal, kita
berbagi ilmu dalam bidang literasi, berbagi pengalaman dalam berbisnis, dan berbagi
cerita tentang kesuksesan yang tidak serta merta menggurui. Gunakan media
sosial untuk mengembangkan potensi diri, bukan untuk saling membenci.
5 langkah di atas terasa mudah untuk dijalankan. Melawan hoax nyatanya tak
perlu membutuhkan senjata atau bambu runcing seperti pahlawan terdahulu yang
mendahului kita. Cukup siapkan jempol untuk mendapat fakta dan menyebar berita
baik sehingga kita senantiasa tidak mudah terpengaruh oleh hoax.
Camkan dari sekarang bahwa kita itu
sama. Kita sama menjadi bagian dari pemilih yang ingin membuat Indonesia lebih
baik lagi. Kita sama akan nemilih pemimpin yang memiliki visi misi untuk
mewujudkan pembangunan nasional. Pilihan boleh beda, tapi kita tetap sama
karena semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika.
zaman now, segala sesuatu cepat ya, Mas Khumaedy.
BalasHapusTermasuk informasi. makanya harus ada filter sendiri dari diri kita. Saya pun berusaha tidak memposting sesuatu yang memancing perdebatan.
Terima kasih sharingnya, Mas.
Mantap, mas Bambang!
HapusSaring sebelum sharing ya prinsipnya*
Nah iya betul sekali, hoax ini sumber masalah yang sangat membahayakan keutuhan bangsa kita. Apalagi momen politik seperti sekarang ini yang banyak hoax disana-sini. Kalau tidak pintar menyaring bisa-bisa termakan jadi korban hoax juga.
BalasHapusSemoga kita tak termasuk korban hoax ya. Justru kita bisa counter hoax dengan konten atau narasi positif yang lebih baik..
Hapusbookmarked!!, I love your website! These are really
BalasHapuswonderful ideas in regarding blogging. You have touched some good points here.
Any way keep up wrinting. I am sure this article has
touched all the internet people, its really really nice article on building up new webpage.
http://foxnews.co.uk
Saya adalah salahh seorang buzzer. Tapi untuk sebarkan info, saya memilih sumber yg terpercaya. Tahu sendiri lah kalau kita termakan hoaks dan menyebarkannya, selain dapat pidana juga menyesatkan semua orang. Gak bagus
BalasHapusBuzzer memang harus bijak, kak.
HapusBanyak juga buzzer yang buat semua isu jadi blunder. Mereka kadang berada pada kubu pro dan kontra secara bersamaan sehingga suasana linimasa medsos jadi chaos.
Aku mengamati teman-teman blogger jadi buzzer politik selama kampanye pemilihan presiden. Menurutku ada yang kurang patut, seperti saling menjatuhkan. semoga setelah pemilihan presiden berlalu mereka akan bersatu kembali ya
BalasHapusSampai sekarang buzzer politik ini masih meresahkan.
HapusSemoga 2024 tak akan terulang lagi kekisruhan yang pernah terpecah belah efek ulah para buzzeRp.
Iya suka jengkel sama group di kampung ini. Apa apa selalu dishare lagi tanpa melihat itu berita hoax apa bukan. Menuh menuhin memori hp aja jadinya. Padahal yg share itu termasuk orang berpendidikan, orang punya kedudukan juga. Aneh ga dipikir dulu apa ya...
BalasHapusYa itulah peran kita untuk meminimalisir penyebaran hoax.
HapusMinimal, kita bisa mengingatkan bila ada berita bohong yang sudah terlanjur disebar..
Love banget artikel ini
BalasHapusHarus banyak-banyak dishare semangat persatuan seperti ini. Kita Indonesia, Kita Pancasila
Thanks, kak Putu telah berkunjung ke sini.
HapusNKRI Harga Mati!!
Aku juga sebel banget kalo ada hoax. Sampe bingung mana yg bener. Pengennya timeline sosmed adem, tapi tetap aja saling adu hiks.. Semoga pemilu nanti lancar ya
BalasHapusPaling nyaman memang saat melihat linimasa medsos yang damai. Semoga kita bisa membuat iklim seperti itu ya biar pikiran dan mental tetap waras..
Hapushoax memang ngeselin. Harus semakin berhati-hati ketika meneria informasi
BalasHapusCek lagi deh sumber informasi yang kredibel biar bisa waspada*
HapusNah..iya tuh, moment pilpres gini malah jadiin perbedaan semakin menjadi. Berbagai statment mewarnai ranah media sosial, dan tugas netizen semakin berat sebab harus cekatan memfilter info yg real dan hoax
BalasHapusJangan ada dusta dan ungkit perbedaan yang ada.
HapusYuk, lebih bijak lagi dalam bermedia sosial*
Soal hoax ini jelang pilpres bikin elus2 dada yahhh. Bagi awam tentunya sulit bedain mana hoax mana bukan hoax. PR sebagai bloggger nih jangan ikut2 nyebar hoax.
BalasHapusAhhh, pokoknya 17 April no golput *ehhgimana*
Blogger anti hoax!!
HapusYuk bisa yuk..
Iya. Memang banyak cara untuk mengantisipasi berita Hoax. Disini ditulis lengkap
BalasHapusTerima kasih, mas Alif sudah membaca tulisan ini*
HapusAku.mah miris sama yg ngebuzzer tanpa edita menyudutkan lawan padahal isinya fitnah...nyari uang kok ga haal gituuu hehe...ga berkah lah..
BalasHapusSedih sih karena para buzzeRp itu menghalalkan segala cara hanya demi cuan semata.
HapusThink before share ini penting banget. Sayangnya mamak millenial jaman sekarang langsung share to share, jadi deh berkembang biak hoaksnya
BalasHapusTugas kita sebagai anak muda yang mengingatkan mamak milenial zaman now untuk stop hoax sampai ke mereka saja.
HapusJangan dibuat viral memang si hoax itu karena bisa menyesatkan*
Materi tentanh hoax ini emang sedang digalakkan banget ya. Kapan hari ikut pelatihan wirausaha 2 hari, setiap harinya tetap ada topik tentang hoax.
BalasHapusTahun ini juga masih banyak hoax ditengah pandemi.
HapusLiterasi digital yang harus diperkuat dari berbagai sisi.
Sepertinya dari dulu hoax sudah ada. Hoax berantai via sms. Tapi, sekarang lebih mudah tersebar karena era digital. Harus lebih hati-hati.
BalasHapusHanya dalam hitungan detik, saat ini hoax bisa menular dan sama bahayanya seperti virus Covid-19 yang menghantui negeri ini*
HapusSaya setuju banget nih. Orang-orang mesti teredukasi untuk menangkal hoax. Kadang gausah jauh-jauh, liat aja di grup WA yang kita ikuti kadang beredar info hoax. Kita ga boleh diem aja, mesti meluruskan kalau memang itu terbukti nggak benar.
BalasHapusSalah satu indikasi hoax memang biasa dimulai dari WAG.
HapusHoax tuh memecah persatuan bangsa, mangkanya jangan ada hoax lagi diantara kita, dengan tidak selalu nelan mentah-mentah semua berita, kudu dicerna dan dicari tahu kebenaranya :)
BalasHapusSepakat sama ibu muda yang satu ini..
HapusTerima kasih, Riri atas pencerahannya...
betul sekali, harus bisa menahan untuk tidak asal share terhadap apapun di medsos. Kecuali sudah tau kebenaran beritanya
BalasHapusBukan cuma ucapan dari mulut yang harus ditahan, jempol pun jangan sampai bergoyang untuk menyebarkan hoax dari HP yang sudah berada dalam genggaman kita masing-masing.
HapusHoax itu memang ga asyik banget ya mas. Jangan sampe deh diantara kita ada hoax. Yuuk ah hentikan hoaks, supaya semuanya aman.
BalasHapusAMIN! Jangan ada hoax diantara kita. Yuk, bijak bermedia sosial aja..
HapusChoosing the best Forex trading strategy.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusAt meals fill up on uncooked or steamed vegetables.
BalasHapusI am thankful that I detected this website,
BalasHapusjust the right info that I was searching for!
I went over this site and I believe you
BalasHapushave a lot of fantastic info, saved to fav (:.
You made some clear points there. I did a search on the topic and found most guys will consent with your website.
BalasHapusAnd the wrestle for the Iron Throne begins.
BalasHapusHey there, You have done an excellent job. I will definitely digg it
BalasHapusand personally recommend to my friends. I'm sure they'll be benefited from this website.
Helpful information. Lucky me I discovered your site by accident,
BalasHapusand I am surprised why this coincidence did not came about earlier!
I bookmarked it.
Great post.
BalasHapus