Masih ada yang ingat pepatah “Di mana bumi di pijak, disitu langit dijunjung”? Pepatah ini mengingatkan Blogger Eksis bahwa dimanapun kita berada, kita harus jaga tata krama atau sopan santun. Apalagi sebagai seorang blogger, kita tak hanya dituntut untuk buat konten tulisan saja. Sosialisasi kepada publik, negosiasi terhadap klien, dan berkenalan dengan orang-orang baru membuat kita harus punya personality development yang seru.
Kemampuan
komunikasi tersebut kembali aku serap dalam event virtual Personality
Development for Blogger: Narrative for Success yang diadakan komunitas ISB berkolaborasi dengan Duta Bangsa. Dari acara yang diadakan 16 Mei lalu, aku
bisa dapat ilmu baru seperti apa perbedaan etika dan etiket, tata cara berjabat
tangan, melakukan kontak mata, bertukar kartu nama, sampai trik-trik lain untuk
berinteraksi. Sepertinya hal tersebut jarang aku dapat saat menempuh jalur
pendidikan dahulu.
Baiklah,
mari kita bahas satu per satu. Dimulai dari perbedaan etika dan etiket secara
etimologi. Etika ialah pedoman perilaku yang sifatnya mutlak dan tak bisa
diganggu gugat. Sementara etiket lebih mengarah pada tata cara pergaulan yang
baik antar sesama manusia sehingga bersifat relatif. Sebab etiket dapat berubah
sesuai dengan waktu, lokasi, atau situasinya.
Etika
dan etiket ini tentu tak hanya berlaku dalam kehidupan nyata. Sebagai bagian
dari netizen, kita juga harus menerapkan saat habiskan waktu berinteraksi di
dunia maya. Misal ketika kita harus mengirim surel kepada klien atau berbalas komentar
dan pesan melalui media sosial. Apalagi tindak cyberbulling, hate
speech, hoax, dan penipuan digital lain makin meresahkan. Aku paling
sedih saat melihat laporan berjudul Digital Civility Index (DCI) dari
Microsoft tahun 2020 lalu yang menyatakan bahwa netizen Indonesia dianggap
paling tak sopan diantara negara-negara maju lain. Makanya, biar kita bisa
saling mengingatkan tentu para blogger harus junjung tinggi etika dan etiket
dalam tiap kesempatan.
![]() |
Rudi Hilman sebagai narasumber Personality Development for Blogger |
Lalu, apa sebenarnya urgensi dari Business Etiquette yang harus diterapkan dalam keseharian? Apalagi ketika berhadapan dengan seseorang. Ada saja rasa malu, canggung, atau takut. Memang itu jadi perasaan sebagai manusia yang wajar, tapi bukankah kita harus memperlakukan orang dengan baik agar mereka juga baik terhadap kita. Berikut fungsi etika dan etiket yang dikemukakan Bapak Rudi Hilman selaku Direktur Program Development Duta Bangsa, yaitu:
- Memelihara suasana yang menyenangkan.
- Menimbulkan rasa saling menghargai.
- Meningkatkan efisiensi kerja.
- Meningkatkan citra pribadi dan lembaga.
Empat fungsi di atas, terasa
logis dan membutuhkan kecakapan diri untuk analisa situasi dan kondisi. Faktanya,
kadang kita salah ambil langkah saat mulai perkenalan diri. Seperti diriku yang
terlalu merasa sok kenal, sok dekat saat bertemu dengan orang-orang baru.
Padahal kalau hal itu terlihat berlebihan justru malah bisa bikin malu.
Dari
webinar Personality Development hari itu, aku pun mengenal seperti apa cara berjabat tangan dan
melakukan kontak mata.
Melihat
cara-cara di atas, berarti fenomena canggung saat berkenalan dengan orang baru harus
mulai diubah. Amunisi keberanian dan siapkan perisai diri untuk mulai mengucapkan
nama lengkap dengan jelas, melakukan kontak mata dengan lawan bicara, dan
berjabat tangan dengan erat tanpa harus genggam terlalu kuat. Ingat, jangan
sampai saat perkenalan tersebut kita justru memberi pertanyaan yang terlalu
pribadi sehingga ganggu privasi. Kita harus tetap kendalikan diri dan paham
seperti apa situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
Kesadaran akan pentingnya berkenalan sebagai bentuk penerapan etiket nyatanya tak berhenti sampai situ. Ada proses lanjutan yang juga harus kita tempuh yaitu bertukar kartu nama. Ada 3 hal yang harus dilakukan saat bertukar kartu nama, seperti:
- Berikan kartu nama dengan dua tangan dan kartu nama menghadap ke arah penerima.
- Bacalah kartu nama terlebih dahulu sebagai bentuk apresiasi kepada si pemberi.
- Buat catatan kecil siapa orang tersebut dan bertemu dalam kesempatan apa.
Pada kelas daring juga
dipaparkan seperti apa melakukan small talks dan business talks: Do
and Don’t! Perbedaan yang mencolok diantara keduanya yaitu pada topik yang
dibicarakan. Bila kita ingin melakukan small talks itu berarti sifatnya
berupa obrolan keseharian yang baru saja dilalui atau sekadar basa basi awal
perbincangan. Sementara business talks lebih mengarah pada topik seputar
hal-hal yang dikuasai, meski beberapa obrolan harus on point sehingga
tidak berbelit-belit.
Materi-materi tersebut
sungguh membuka wawasan baru sebagai blogger yang notabene belakangan ini
sekaligus dipercaya sebagai KOL Specialist. Maka, aku harus tetap
menjaga etika dan etiket sekaligus berperilaku lebih ramah tak hanya terhadap
klien tetapi juga sesama influencer. Sejatinya, interaksi di dunia maya akan
meninggalkan jejak digital. Sementara interaksi di dunia nyata bisa
meninggalkan kesan atau impresi yang baik. Bukankah kehidupan kita harus
seimbang sehingga bisa menjadi sosok individu yang menyebarkan aura positif
dibanding harus terus menyalahkan keadaan atau orang lain.
Bagi kawan pembaca yang ingin
eksplorasi potensi diri dan kembangkan hal-hal untuk temukan kepercayaan diri
juga bisa hubungi Duta Bangsa. Sebagai Lembaga Pengembangan Kepribadian yang
hadir sejak 2001, Duta Bangsa punya Program Creating your Future for Teen
Club, College Club, and Professional Club. Pendirinya Ibu Anita Ratnasari
Tanjung (istri dari Bapak Chairul Tanjung) dan Ibu Mien R. Uno (ibu dari Bapak
Sandiaga Uno). Langsung saja kepoin https://dutabangsa.co.id atau cek media sosial
@duta_bangsa.
Akhirnya aku makin sadar bahwa
menjadi blogger tak hanya sekadar eksis, tapi harus etis. Minimal, kita harus
memegang prinsip untuk saling menghargai satu sama lain. Semoga dimanapun kita
berada dan dengan siapa kita berkenalan tentu harus pegang teguh pada nilai dan
norma yang berlaku.
Menjadi blogger yang etis bukan hanya soal cara berperilaku, melainkan juga cara berbicara, berkenalan, berkolaborasi, dan seperti apa memanusiakan manusia yang penuh dengan rasa hormat. Dengan menerapkan etika dan etiket, maka menunjukkan bahwa blogger termasuk dalam profesi yang terdidik dalam jalur kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar