Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Tolak Jadi Target Influencer Rokok

Tolak jadi target influencer rokok

      Pada bulan April, Blogger Eksis mendapat tawaran menjadi buzzer dari brand rokok. Tawaran itu datang sebanyak 3x melalui aplikasi pesan instan WhatsApp dan media sosial Twitter. Meski konsep kampanye digital yang ditawarkan hanya untuk promo online event dan giveaway, aku tetap menolak.
    Ada dua alasan penolakan kerjasama tersebut. Pertama, aku bukan perokok dan aku tak mau mempromosikan hal-hal yang berkaitan tentang rokok. Walau dibalut dalam soft campaign, merek dagang dan logo pasti akan muncul sebagai brand image. Kedua, honor yang ditawarkan terbilang receh dan tidak sesuai dengan rate card yang aku punya.
modus rekrut influencer rokok untuk media sosial

    Dengan pendekatan digital, iklan rokok mulai membanjiri linimasa media sosial. Biasanya, industri iklan lebih menekankan pada narasi atau kutipan. Sampai akhirnya, iklan rokok yang muncul di televisi menurun dan kenaikan terjadi karena brand rokok terus merambah platform digital agar lebih luas.

      Aku jadi teringat ada sebuah iklan rokok yang viral tahun lalu dengan strategi marketing brilian. Iklan rokok tersebut hadir dalam versi dugem. Ada 3 karakter didalam videonya, yaitu pria dewasa dengan pakaian daerah yang mencerminkan kearifan lokal, seorang wanita seksi, dan pria paruh baya yang ingin menjadi caleg. Konon, iklan rokok tersebut dianggap terlalu vulgar dan tidak lolos sensor untuk menjadi iklan televisi.
     Namun, tim produksi iklan berhasil menayangkan iklan tersebut melalui YouTube. Sampai hari ini, iklan rokok itu telah ditonton lebih dari 813.000 viewers dan disukai hampir 4.600 pengguna YouTube. Iklan pun dianggap sebagai video pemersatu bangsa. Mohon maaf saja jika aku tak mau menayangkan iklan tersebut di laman blog ini.

    Merebak merek rokok dengan beriklan melalui digital membuat aku semakin penasaran. Apa benar ada strategi pemasaran rokok yang manipulatif? Mungkinkah kaum muda dan anak-anak menjadi target dari iklan rokok itu?
Manipulasi iklan rokok
     Semua rasa penasaran ku terjawab setelah mengikuti webinar khusus narablog yang diadakan oleh Yayasan Lentera Anak, 30 Mei 2020 lalu. Tema yang diungkap dalam rangkaian Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020, yaitu "Membedah Fakta Kebohongan Industri Rokok di era Post-Truth". Dengan memanfaatkan Zoom Meetingtalkshow daring tersebut menghadirkan tiga narasumber, yaitu Kiki Soewarso (akademisi Stikom LSPR Jakarta dan Communication Specialist pada Tobacco Control Support Center), Hariyadi (Data & Analyst Officer Yayasan Lentera Anak), dan Mouhamad Bigwanto (Tim Focal Point pada Tobbaco Control Policy Support in Indonesia SEATCA – South East Asia Tobacco Control Alliance).
Iklan rokok dari masa ke masa
Contoh iklan rokok zaman old
     Kiki Soewarso mulai buka pemaparan dengan fakta yang menunjukkan bahwa terpaan iklan rokok telah sukses di Indonesia. Pesona iklan coba menampilkan unsur perempuan dan top model pria menjadi talent dalam setiap video dan posternya. Paparan iklan rokok tersebut tentu menyentuh kalangan muda yang masih mudah dijerumuskan.
      Kecenderungan iklan rokok dengan narasi motivatif dan konten video atau gambar yang inspiratif menjadi strategi pemasaran industri rokok. Kreativitas konten memunculkan pesan tersembunyi dibalik dialog, musik, dan penampilan bintang iklannya. Tiga dari empat remaja pasti setuju bahwa iklan rokok tersebut bisa mempengaruhi mereka untuk lakukan kebiasaan merokok.
     Keinginan untuk merokok akan timbul jadi paradoks. Dalam kerangka hidup modern, keinginan merokok jadi sesuatu yang tak berujung dan diposisikan sebagai pesona yang mampu menyedot hasrat. Inilah cerminan kapitalisme yang memelihara produk rokok sebagai kebutuhan diantara masyarakat.
        Bahaya merokok hanya jadi hiasan pada bungkus atau kemasan saja. Tak pernah ada iklan rokok yang mau menampilkan efek-efek dari rokok bila dikonsumsi secara terus menerus. Masifnya iklan rokok tersebut mudah tersebar luas melalui media sosial dan membuat bahaya merokok terlihat sebagai ungkapan lemah. Bukan tak mungkin jika industri rokok sudah membuat peta alogoritma supaya produknya lebih terjangkau ke seluruh lapisan masyarakat karena berhasil merasuki alam bawah sadarnya.
industri rokok sedang menargetkan generasi baru perokok

         Fakta-fakta tadi diperkuat lagi dengan pernyataan dari Hariadi. Industri rokok telah mengakali peraturan di Indonesia. Berbagai regulasi telah dibuat terkait sponsor, kegiatan CSR, dan iklan untuk produk rokok. Hanya saja kondisi di lapangan sangat mengkhawatirkan karena peraturan justru dibuat bukan untuk dipatuhi melainkan dilanggar.
         Sebagai contoh pembagian langsung produk rokok dalam suatu event sehingga menjadikan anak-anak terlalu manja untuk memperoleh pengalaman baru, seperti merokok. Beberapa kegiatan CSR dari industri rokok yang diliput oleh media. Sampai bentuk pemasaran digital yang ditujukan untuk menjerat anak-anak menjadi perokok pemula.
      Intinya, target iklan rokok di Indonesia telah tercapai. Agresifitas iklan, promosidan kegiatan sponsor oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi tembakau di Indonesia, terutama konsumsi tembakau oleh anak. Hal ini karena mayoritas target pasar industri rokok ialah anak muda.
         
         Ada beberapa jenis iklan rokok yang dibuat dalam konten digital, seperti iklan pop up, endorsementuser-generated contents, konten serial, dan giveaway. “Jelas tipu muslihat industri rokok seperti itu sangat kontraproduktif dengan misi Pemerintah yang ingin membangun SDM unggul”, ujar Mouhamad Bigwanto.
      Produk rokok pun semakin dibuat inovatif di era post-truth atau revolusi industri 4.0. Bila di zaman old, kita hanya mengenal rokok dalam bentuk ketengan atau kemasan. Rokok zaman now hadir dalam bentuk elektrik atau vape. Keduanya tentu sama saja masih mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh yang mengancam kesehatan.
       Ragam produk dan program pengembangan diri yang ditawarkan industri rokok dilakukan terus menerus. Ada pengulangan sampai kebohongan dianggap benar dan perilaku merokok dinilai sebagai sesuatu yang normal. Pun peningkatan belanja iklan digital akan terus bertambah dan digunakan industri rokok untuk gaet konsumen produknya.
infografis prediksi iklan digital untuk merek rokok

        Untuk itu, saatnya pemerintah mengambil tindakan nyata dengan memberi perlindungan yang memadai bagi anak-anak dari bahaya merokok melalui PENEGASAN REGULASI. Uang memang penting untuk membiayai pembangunan negeri, tetapi kesehatan anak-anak jauh lebih penting karena mereka yang akan menjamin kelangsungan keberadaan negeri ini. 
    Kita bisa memastikan bahwa ketahanan nasional hanya akan tercapai bila ada ketahanan masyarakat. Ketahanan masyarakat akan tercapai jika ada ketahanan keluarga. Semua bisa diwujudkan saat masing-masing anggota keluarga dalam kondisi sehat jiwa dan raga, tidak hidup dalam ketergantungan nikotin, alkohol, narkoba, maupun zat-zat adiktif lain.
       Rokok itu bukan produk yang baik. Brand rokok akan lakukan hal manipulatif. Industri rokok terus beradaptasi dengan baik. Kita harus sadari semua itu!
pengalaman influencer sebagai pengiklan produk rokok

     Jadi, sebagai blogger yang menjadi bagian dari influencer digital. Aku menyatakan sikap untuk #TolakJadiTarget influencer rokok. Jangan sampai kita menjadi bagian dari pihak yang menjerumuskan generasi bangsa ke dalam marabahaya yang penuh kesesatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar