Tulis yang kamu cari

Analytics

Adv

Festival Kebhinekaan, Keberanian untuk Hormati Perbedaan

 

Festival-Kebhinekaan

       Anies Baswedan saat menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta termasuk sosok pemimpin yang paling menjunjung tinggi toleransi. Dalam hal toleransi dan kerukunan, Abah Anies pernah berkata bahwa negara harus lakukan komunikasi dan dialog dengan semua unsur masyarakat yang ada. Sebagai bagian dari penduduk Jakarta sejak kecil, aku merasa bahagia karena rekam jejak Abah Anies telah menerbitkan banyak surat izin pembangunan tempat ibadah yang merata di Jakarta ketika Ia menjadi pemimpinnya.

Dari sinilah aku sadar bahwa toleransi harus dijaga tak hanya sebatas budaya dan sejarah saja. Stigma negatif terkait agama, ras, dan etnis tertentu harus punya ruang bebas untuk dialog terbuka. Sebab setiap warga negara punya hak kebebasan berpendapat karena negara tak mengatur pikiran atau perasaan seseorang, tapi negara hadir mengatur tindakan agar saling mengenal satu sama lain lebih baik.

Film Agak Laen yang Mempersatukan Komedi, Horor, dan Drama yang Beda

 

Agak-Laen

     Film komedi biasa dipilih penonton agar bisa rileks saat lihat setiap kisah untuk ditertawakan. Film komedi terakhir yang Blogger Eksis tonton di bioskop tahun lalu yaitu Gampang Cuan. Meski ceritanya maksa, tapi beberapa adegan gampang diingat. Masuk bulan kedua awal tahun 2024, bioskop digemparkan dengan film komedi seperti Pasutri Gaje dan Agak Lain. Dari kedua film ini, Agak Laen punya kisah jenaka yang level kelucuannya begitu dekat dengan keseharian. Latar rumah hantu di Pasar Malam menjadi tempat bagi komedi lokal ini menemui penontonnya.

     Sejak 1 Februari 2024, Film Agak Laen masih tayang di bioskop. Berarti, layarnya sudah bertahan 20 hari. Jumlah penonton terus merangkak naik untuk menembus rekor deretan film-film Indonesia terlaris. Lebih dari 6 juta penonton sudah melihat cerita dari 4 komika yang menjadi pemeran utama dalam film berdurasi 119 menit ini.

Ulas Pertunjukan Monolog “Ular, di Meja Revolusi”

 

Perjuangan Revolusi Tan Malaka terhadap Para Pesohor

pentas-monolog
Aktor Joind Bayuwinanda sebagai Tan Malaka

Revolusi adalah kerangka tubuh yang tidak utuh. Revolusi tidak memerlukan apapun, kecuali kebencian. Serupa Pemerintah kolonial mengusir saya,” ujar Tan Malaka.

Sebagai penampil, Joind Bayuwinanda menjerumuskan akal sehat penonton dalam imaji ketika Tan Malaka berjuang melawan penjajahan Belanda dengan caranya sendiri sampai merumuskan Republik Indonesia yang berjaya hingga kini.

Pemuda NU dan Gadis PKI Jatuh Cinta dalam Film Kupu-Kupu Kertas yang Tragis

 

Chicco-Kurniawan

Aku mending hidup seperti Bapak tidak berada dalam golongan manapun sehingga tidak perlu menyakiti siapapun”, ujar Ihsan kepada Ibunya. Saat kisah cinta Ihsan sebagai pemuda NU harus bersentuhan dengan sejarah PKI. Mungkinkah ada kata 'damai' yang disepakati?!

Diantara film horor dan komedi, drama romantis yang dibalut sejarah tragis kembali mewarnai layar bioskop Indonesia. Film Kupu-Kupu Kertas sudah bisa disaksikan mulai tanggal 7 Februari 2024. Blogger Eksis pun sudah nonton saat hari pertama penayangannya di Cinema XXI Blok M Square.

Pentas NGERJAIN PR, Personal Aksi Reaksi yang Terus Mengalir

 (Sebuah Resensi Pertunjukan Monolog – 

Dialog Repetitif Putri Ayudya dan Randhy Prasetya)

Pentas-Monolog
Randhy Prasetya dan Putri Ayudya dalam pentas di Galeri Indonesia Kaya
(dok. Indonesia Kaya)


     Lampu digelapkan. Pintu samping panggung terbuka. Seorang lelaki dan seorang perempuan berpakaian hitam masuk ke ruangan. Mereka seolah baru ingin memulai latihan teater. Ya, ini adalah adegan pembuka pertunjukan monolog dan dialog repetitif di Galeri Indonesia Kaya (3/2). Pentas ini berhasil mendekat pada hal-hal personal untuk seni pertunjukan. Terlebih ketika mereka menjadi diri sendiri di atas panggung. Mereka yang jauh dari pemberitaan media, tapi sudah dikenal menjadi bagian dari seniman kreatif di dalam negeri ini. Pertunjukan punya konsep baru sebab nuansa pemeranan hadir sesuai arahan Sanford Meisner. Apalagi dibawakan duo seniman yang sudah malang melintang dalam industri ekonomi kreatif seperti Putri Ayudya dan Randhy Prasetya.

Teror dalam Gerbong Film Kereta Berdarah yang Penuh Amarah

 

Kereta-Berdarah

Film Kereta Berdarah selipkan isu lingkungan hidup untuk akhiri cerita sepanjang perjalanan durasi filmnya. Sentuhan isu tersebut memberi ciri khas tersendiri dibanding film horor lain. Blogger Eksis pun sudah menaruh ekspektasi tinggi atas film produksi Multivision Plus (MVP) Pictures ini sejak lihat trailernya.

          Nuansa cerita dan karakter hantu yang beda memantik Film Kereta Berdarah untuk jadi film horor yang menerobos pakemnya. Apalagi dengan komando penyutradaraan Rizal Mantovani yang mampu buat para pemeran dalam film ini punya akting begitu meyakinkan. Coba bayangkan ketika kamu menjadi bagian dari penumpang yang ikut dalam rombongan kereta melintasi rel penuh misteri dan diteror ketakutan. Jelas kekuatan ini yang menjadi unsur horor paling menegangkan untuk awal tahun 2024.

Festival Teater Pelajar, Paradigma Pendidikan yang Harus Jadi Bahan Ajar

 

festival-teater

   Dahulu saat SMA, Blogger Eksis memilih jadi anak teater atau ikut ekskul teater yang masih dipandang sebelah mata sama sekolah. Kegiatan seni budaya terkesan hanya buang waktu saja dan menjadi aktivitas langka yang favorit. Padahal ekstrakurikuler teater harus dipandang sebagai proses belajar yang bentuk paradigma pendidikan untuk cerdaskan kehidupan bangsa. Biasanya, sekolah yang fokus dengan kegiatan akademik justru mengabaikan non-akademik seperti ini. Sudah capek latihan teater, kadang sekolah tak setuju untuk menampilkan pentas atau pertunjukan diluar sekolah seperti ikut festival.

   Berbagai tantangan dalam berteater saat sekolah dulu juga banyak dialami teman-teman lain. Mulai dari tidak dapat izin orangtua untuk latihan sampai larut malam, sulit dapat pendanaan dari OSIS, hingga tidak ada regenerasi dalam setiap angkatan kelompok teater yang telah terbentuk. Aku paling merasakan terkait regenerasi ini karena hampir 2 tahun latihan teater harus gagal pentas akibat tak ada pendampingan dari kakak kelas atau alumni sekolah tersebut.

Layangan Putus The Movie: Kelanjutan Serial dengan Eksekusi Gagal

Reza-Rahadian
    Belakangan banyak film-film Indonesia bermunculan dengan kisah perselingkuhan. Tentu fenomena ini tidak terlepas dari riuh media sosial yang membongkar skandal selingkuh dari yang awalnya rahasia justru jadi viral. Beranjak dari series WeTv yang viral akhir tahun 2021 lalu, hadirlah Layangan Putus The Movie sebagai kelanjutan dari series itu.

       Perhatian netizen tentu banyak yang tak setuju dengan pergantian Putri Marino menjadi Raihaanun sebagai Kinan dalam filmnya. Untungnya Blogger Eksis bukan bagian dari penonton seriesnya. Maka, saat nonton Layangan Putus The Movie di CGV Grand Indonesia 27 Desember lalu masih bisa menikmati penampilan dari para pemerannya. Jangan buang waktu percuma untuk membandingkan series dan filmnya sebab jalan ceritanya justru menjadi kisah kelanjutan yang klise saja.